Maen pukulan
Maen pukulan/Foto: LKB

Ragam Budaya Betawi: 7 Tradisi Unik Khas Betawi

kebudayaan betawi – Ragam Budaya Betawi. Betawi merupakan salah satu suku di Indonesia yang memiliki beragam tradisi unik. Mayoritas penduduk Betawi tinggal di DKI Jakarta, sedangkan sebagian lainnya tinggal di pinggiran kota seperti Bekasi, Depok, dan Tangerang.

Salah satu tradisi milik suku Betawi yang masih bertahan, salah satunya saat menyambut bulan suci Ramadhan adalah Nyorog.

Nyorog adalah tradisi pemberian makanan dan hadiah kepada kerabat dan tokoh tertua dalam keluarga Betawi.
Berikut beberapa tradisi unik khas suku Betawi lainnya yang harus dilestarikan:

Nyorog

Ragam Budaya Betawi. Dalam tradisi nyorog, makanan dibawa oleh orang yang lebih muda ke rumah terdekat yang lebih tua atau lebih besar. Nyorog biasanya dilakukan seminggu sebelum puasa. Mereka yang datang biasanya membawa oleh-oleh berupa sembilan bahan pokok (sembako) seperti telur, gula, kopi, nasi atau makanan siap saji.

Tujuan dari tradisi nyorog adalah sebagai wadah silaturahim antar sanak saudara dan penghormatan terhadap keluarga atau pejabat yang lebih tua. Ternyata, Nyorog tidak hanya dilakukan menjelang Ramadhan. Tradisi ini biasanya dilakukan pada acara pernikahan adat Betawi. Sayangnya, tradisi ini hampir mati di milenium saat ini.

Ondel-ondel

Ragam Budaya Betawi. Ondel-ondel merupakan simbol DKI Jakarta yang tentunya memiliki sejarah panjang. ondel-ondel telah diketahui keberadaannya sejak abad ke-16. Sejak saat itu, ondel-ondel dikenal sebagai boneka raksasa yang diarak penduduk desa untuk mengusir roh jahat dan harus menjalani proses ritual untuk mengunjungi makam Karamat.

Ondel-ondel kini banyak digunakan sebagai sarana ngamen warga dan tontonan yang dianggap menyinggung budaya Betawi. Bahkan, Ondel-ondel sebelumnya dianggap sebagai boneka suci yang tidak semua orang bisa gunakan.

Tanjidor

Ragam Budaya Betawi. Dahulu tanjidori sering dimainkan untuk mengiringi atau mengarak pengantin. Alat musik Betawi ini diketahui sudah ada sejak abad ke-17. Tanjidor juga merupakan peninggalan Portugis dan Belanda kuno yang harus dilestarikan.

Instrumen ini dapat memainkan 7 hingga 10 pemutar musik. Pemain Tanjidor biasanya memakai seragam. Seragam yang dikenakan para pemain Tanjidor berupa pakaian adat Betawi seperti topi, ponco yang dikenakan di pundak, dan aksesoris Betawi lainnya.

Namun Tanjidor sekarang sudah sangat jarang kecuali pada acara pernikahan atau kenduri masyarakat Betawi yang masih menggunakan adat tradisional. Bahkan, jeruk keprok masih digunakan di tanah airnya untuk mengiringi Pesta tradisional Betawi.

Silat Beksi

Ragam Budaya Betawi. Beksi Silat Betawi merupakan salah satu jenis Maen Pukulan atau  pencak silat khas Indonesia yang masih banyak dipraktekkan hingga saat ini. Jurus tersebut diperkenalkan oleh seorang Tionghoa bernama Lie Ceng Oek dan jurus tersebut diberi nama Bie Sie, namun akhirnya diubah menjadi Beksi karena dialek Betawi saat itu.

Ada juga yang mengartikan Bek berarti pertahanan dan Sie berarti empat, yang berarti pertahanan empat arah. Silat Betawi diketahui pernah menjadi alat perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajah pada masa pra kemerdekaan.

Orang yang sangat ahli silat akan disebut pahlawan dan sangat disegani oleh banyak orang. Belajar bela diri bagi anak-anak Bitawi itu wajib, sebagaimana wajibnya belajar Al-Qur’an. Para pahlawan pada masa itu dibekali dengan ilmu agama, karena kekuatan tidak hanya melalui ketahanan fisik, tetapi juga melalui kekuatan batin. Kini keberadaannya hanya sebagai pelengkap pernikahan dan pertunjukan budaya.

Lenong

Ragam Budaya Betawi. Lenong adalah seni teater tradisional Betawi. Jumlah seniman teater tidak lebih dari 10 orang, dan tentunya bahasa Betawi harus digunakan untuk berdialog. Pada saat pertunjukan, pemain Lenong ini terkadang melontarkan adu pantun sehingga memunculkan keunikan cerita. Lennong biasanya diiringi dengan penggunaan gambang chromong sebagai pengiring musik.
Eksistensi Lenong sempat terjun bebas hingga bangkit kembali dan dipopulerkan oleh acara TV pada tahun 1970. Untuk membuat pertunjukan Lennong, pemain harus melakukan ungkup, upacara khusus yang berisi doa dan sesaji. Namun, kebanyakan orang Indonesia tahu bahwa Lennong hanya sebatas pertunjukan teater yang menggelitik penderitaan penonton.

Palang pintu

Ragam Budaya Betawi. Tradisi ini merupakan kesenian Betawi dan merupakan campuran silat dan pantun juga. Palang pintu juga merupakan salah satu bagian dalam Pernikahan Betawi. Dalam tradisi ini, pengantin wanita akan menantang setiap pengantin pria untuk menguji keterampilan bela diri dan kemampuan membaca Al-Qur’an.
Diketahui tokoh Bitawi, Pitung (1874-1903) mengikuti tradisi ini ketika hendak menikahi Aisyah, putri seorang pahlawan dengan julukan “Harimau Kemayoran”, Murtadu.

Istilah Palang pintu di kalangan masyarakat Betawi diartikan sebagai mencegah orang lain memasuki suatu daerah tertentu, dimana di daerah tersebut terdapat seorang pahlawan atau pendekar yang bersedia menghadangnya. Palang pintu biasanya muncul di acara pernikahan atau acara Besanan.

Tari Lenggang Nyai

Ragam Budaya Betawi. Tarian ini diciptakan oleh Wiwik Widiastuti, seorang koreografer Yogyakarta pada tahun 1998. Tarian ini menjadi populer dan sering ditampilkan di acara seni dan pariwisata lokal dan internasional.

Tarian lenggang nyai menampilkan empat sampai enam gadis muda, dan bisa dibilang itu adalah campuran gaya cokek, tari topeng dan pengaruh Cina. Uniknya, gerakan tari ini menggambarkan karakter dan cerita Nyai Dasima (simanis Jembatan Ancol).

Sumber Bacaan : Alfina Nuraini

Check Also

LAKON MAHARAJA GAREBEG JAGAT (Bagian 12)

LAKON MAHARAJA GAREBEG JAGAT (Bagian 10)

Maharaja Garebeg Jagat – Tersebutlah seorang Penyalin dan Pengarang Sastra Melayu di Tanah Betawi pada …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *