kebudayaan betawi – Asal Usul Lubang Buaya. Menyebut lubang buaya ingatan kita terpaku pada peristiwa Gerakan 30 september 1965 adalah Gerakan kudeta yang di jalani PKI (partai komunis Indonesia), tujuh Jendral yang menjadi korban peristiwaberdarah itu dijebloskan kedalam sumur mati yang disebut sumur lubang buaya. Penamaan Lubang Buaya berdasarkan adanya Lubang Buaya dikawasan itu juga yang dikenal masyarakat sejak abad 19.
Pada masa kolonial Hindia Belanda Kawasan ini dikenal rel kereta api dan terdapat stasiun kereta api, pembangunan rel kereta api ini untuk memudahkan transportasi hasil perkebunan karet dan hasil pertambangan batu bara.. namun kereta api dari bambs apus ke lubang buaya di bongkar PKI. Tahun 1976 lubang buaya yang semula masuk wilayah kecamatan pondok gede kabupaten Bekasi menjadi salah satu kelurahan di kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur
Museum Lubang Buaya atau dikenal juga dengan Museum Monumen Pancasila Sakti adalah museum untuk memperingati peristiwa G30S PKI 1965. Museum ini terletak di Desa Lubang Buaya, Kabupaten Cipayung, Jakarta Timur. Tempat yang menjadi saksi bisu kejadian G30S PKI pada pertengahan Agustus 1967 dibangun di atas lahan 14,6 hektar. Pembangunannya selesai dan diresmikan oleh Presiden Suharto pada tanggal 1 Oktober 1973. Peresmiannya bertepatan dengan Hari Peringatan Kesaktian Pancasila.
Tempat ini pernah menjadi tempat pembuangan jenazah tujuh jenderal dan perwira korban PKI. Ketujuh jenderal itu dibuang ke dalam satu sumur dengan diameter 75 cm dan kedalaman 12 meter di Desa Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur. Para jenderal yang diculik dan dibunuh di tempat ini adalah R. Suprapto, Siswondo Parman, Pierre Tendean dan Sutoyo Siswomihardjo. Sementara Jenderal Ahmad Yani, MT Haryono, dan DI Panjaitan tewas di rumahnya. Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai sejarah lubang buaya. Lubang Buaya sendiri pada awalnya merupakan pusat pelatihan pasukan PKI. Setelah kecelakaan itu, sebuah museum dibangun untuk mengenang dan menghormati para pahlawan yang gugur dan berpulang di Lubang Buaya.
Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghormati serta menghargai Jasa Para Pahlawanya Ungkapan inilah yang telah di tanamkan pada Mastarakat pada Bangsa Ini. Semoga Arwah Pahlawan Ini Mendapatkan Tempat Pahala Atas Jasa-Jasanya, Amiiin. [Rudy_Albdr]