kebudayaan betawi – Tari Nandak Ganjen: Gambaran Perempuan yang Beranjak Dewasa. Berbicara tentang budaya Indonesia, tidak akan ada habisnya jika dijelaskan satu persatu. Setiap daerah yang ada di Indonesia mempunyai tradisi atau kebudayaannya masing-masing secara turun temurun, mulai dari upacara pernikahan, makanan dan minuman yang menjadi ciri khas daerah tersebut, pakaian, tarian, upacara pemakaman, dan masih banyak lagi.
Kebudayaan yang dimiliki setiap daerah itulah yang menjadi ikonik, serta menarik perhatian orang-orang untuk mengenal lebih dalam. Salah satu etnik yang ada di Indonesia adalah Betawi. Etnik Betawi memiliki banyak keragaman budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu dan terus dipertahankan hingga saat ini, termasuk dalam hal tarian.
Tari Nandak Ganjen merupakan salah satu dari sekian banyak tarian Betawi yang masih dilestarikan dan ditarikan hingga saat ini. Tari Nandak Ganjen adalah tari kreasi baru yang sudah ada sejak tahun 2000. Tarian ini diciptakan oleh seniman Betawi Sukirman atau Bang Entong dan Atien Kisam. Bang Entong sudah lama terjun di kesenian Betawi Gambang Kromong serta Topeng Betawi sejak tahun 1970, sedangkan Atien Kisam merupakan salah satu putra Kisam Jiun, pimpinan kelompok topeng Betawi Ratna Timur yang ada di Jakarta Timur.
Nandak Ganjen memiliki arti tersendiri. Kata ‘Nandak’ yang berarti ‘menari’, sedangkan kata ‘Ganjen’ mempunyai arti ‘genit’. Tidak hanya sekadar tarian biasa, tari Nandak Ganjen ternyata memiliki filosofi, yakni tarian ini menggambarkan perempuan yang sedang beranjak dewasa atau istilahnya adalah ABG (Anak Baru Gede), di mana biasanya para perempuan ABG berperilaku ceria, genit, maupun lincah.
“Ada sinopsis berupa pantun ; Buah cempedak buah durian, sambil nandak cari perhatian, nah berawal dari situlah Nandak Ganjen diciptakan,” jelas Bang Entong, dilansir dari cendananews.com.
Dilansir dari setubabakanbetawi.com, gerakan dasar tari Nandak Ganjen merupakan gabungan dari tari topeng dan tari cokek. Untuk musiknya diiringi dengan musik gambang kromong.
Dilansir selasar.com, pakaian yang digunakan para penari ini mirip dengan pakaian tari topeng, yakni toka-toka untuk menutupi dada, ampreng untuk menutupi bagian pinggang hingga ke bawah, pending yang berwarna emas, serta selendang yang diikatkan di bagian pinggang. Sedangkan riasan di bagian kepala seperti berbentuk sumpit yang merupakan hasil campuran dua budaya antara Tionghoa dan Betawi. [savira]
Tari Nandak Ganjen
Creator : Entong Kisam
Penata musik : Andi Supardi, Udin Kacrit, Andi Suhandi dan Cang Saman
Pemain : Sanggar Ratnasari