kebudayaanbetawi.com

Sejarah Lembaga Kebudayaan Betawi

SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA
LEMBAGA KEBUDAYAAN BETAWI

kebudayaan betawi  – Sejarah Lembaga Kebudayaan Betawi, Dari kesimpulan Pralokakarya Penggalian dan Pengembang­an Seni Budaya Betawi, yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan DKI Jakarta pada tanggal 16 – 18 Februari 1976 di Ruang Sidang DPRD DKI Jakarta (sekarang Balai Agung DKI Jakarta), ditetapkan akta usulan untuk dibentuknya Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) dalam rangka melestarikan budaya Betawi.

Usul dan pemikiran mengenai pembentukan Lembaga tersebut berasal dari kalangan masyarakat Betawi, yang merasa perlunya dibentuk suatu lembaga guna menampung dan melestarikan budaya Betawi. Untuk itu kalangan masyarakat Betawi ingin membentuk suatu lembaga, yang diberi nama Lembaga Kebudayaan Betawi. Para pendirinya yaitu : H. Abdullah Ali, dr. H. Atje Mulyadi, H. Effendi Yusuf SH, Drs. Alwi Mas’oed, HM. Napis Tadjeri, H. Sa’ali SH., Drs. H. Rusdi Saleh, H. Hamid Alwi dan H. Halim Nasir.

Untuk menguatkan berdirinya LKB yang telah dibentuk sejak 22 Juni 1976,  maka dibuatkan Akte Notaris, pada tanggal 20 Januari 1977, dihadapan Notaris M.S. Tadjoedin.

Salah satu tujuan dari LKB adalah membantu Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan mengadakan penelitian, penggalian, pengembangan dan pemeliharaan terha­dap ni1ai – ni1ai budaya tradisionil Betawi, maka Pemerintah Daerah DKI Jakarta pada waktu itu merasa perlu untuk menetapkan berdirinya LKB dengan suatu Surat Keputusan, sebagaimana yang termuat dalam Surat Keputusan Gubernur Ke­pa1a Daerah KDKI Jakarta No. 197 tahun 1977 tentang Pengukuh­an berdirinya Lembaga Kebudayaan Betawi ( pada waktu itu Gubernur di Jabat oleh H. Ali Sadikin ).

Sejak saat itu LKB mulai melaksanakan kegiatannya sebagai mitra dari Pemda DKI Jakarta, yang telah ditetapkan program kerjanya.

Sesuai dengan AD/ART, masa kepengurusan LKB untuk satu periode selama tiga tahun dan dapat diangkat kembali pada periode berikutnya. Sejak berdirinya, LKB telah mengalami beberapa kali penggantian Ketua Umum yaitu : HM. Napis Tadjerie, dr. H. Atje Mulyadi, H. EffendiYusuf SH, Drs. H. Rusdi Saleh, H. Zainal Abidin B, H. Benyamin S.,  Hj. Emma Agus Bisrie, H. Biem T. Benjamin, BS.c,MM, H. Tatang Hidayat, SH dan saat ini di pimpin oleh Drs.  H. Beki Mardani.

Ketua umum yang telah ditunjuk oleh Badan Pendiri dalam melaksanakan tugasnya, dibantu oleh para ketua sebagai badan pengurus, yang terdiri dari: Sekretaris, Bendahara, serta Bidang­-bidang sesuai dengan program  kerja, yaitu :

Unit dialek dan folklor, unit teater, unit tari, unit musik dan unit pencak silat;

–     Bidang pagelaran dan pementasan;
–     Bidang publikasi dan dokumentasi.

Sejarah Lembaga Kebudayaan Betawi
(Sejarah Lembaga Kebudayaan Betawi/Foto: Rudy_Albdr)

ARTI DAN MAKNA LOGO

LEMBAGA KEBUDAYAAN BETAWI

 

I. RUMAH BERARSITEKTUR BETAWI

Melambangkan Masyarakat Betawi dalam kehidupan “ Rumah Tangga “ Keluarga Besar Etnis Betawi sangat menghargai dan menjunjung tinggi budaya kekeluargaan dan persaudaraan antar sesama sesuai ajaran agama. Khususnya islam sebagaimana agama yang dianut oleh masyarakat Betawi.

Warna – warni rumah terdiri dari :

  1. Warna Merah pada atap rumah :Melambangkan giat bekerja keras, sebagaimana sabda Rasulallah SAW kepada kaum muslimin : “ Bekerjalah untuk duniamu seolah – olah englau akan hidup selamanya, dan beribadahlah untuk akhiratmu seolah – olah engkau akan mati esok “.Melambangkan etos perjuangan penuh optimisme. Tidak pernah mengenal lelah dan putus asa dalam perjuangan. Bertekad memenangkan pertandingan dan atau pertarungan. Warna merah termasuk salah satu warna yang disukai Rasulallah SAW, seperti terbukti dalam berbagai pertempuran melawan kaum kafir Quraisy diawal sejarah perkembangan islam, tenda atau kemah Rasulallah SAW berwarna merah.
  2. Warna Kuning pada kembang kelapa, ornament gigi balang, pagar halaman, tulisan LKB dan pita penyangga :Melambangkan kegembiraan, kemenangan, kekuasaan, keanggunan. Pada kenyataannya memang orang Betawi gemar pada hal – hal yang bersifat humor, merasa paling benar dan Familiar. Tetapi mempunyai cita – cita setinggi langit, semangatnya juga tinggi, berubah – ubah tapi penuh harapan.
  3. Warna Hitam pada tangkai kembang kelapa, pembatas atas wuwungan, dan tulisan Lembaga Kebudayaan Betawi : Melambangkan ketegasan, dan keberanian, tetapi juga kesadaran bahwa setiap yang hidup atau bernyawa dibumi ini pasti di satu saat akan terhenti sehingga akan mengalami kehampaan, kematian, kegelapan, kebinasaan, kerusakan dan kepunahan.
  4. Warna Hijau pada daun pintu dan jendela serta halaman depan rumah :Melambangkan adanya suatu keinginan, ketabahan dan kekerasan hati, tetapi juga memiliki sikap akomodatif dan toleransi. Warna ini mempunyai sifat meningkatkan rasa bangga, perasaan superior dari orang lain.
  5. Putih pada dinding rumah. Melambangkan kebersihan dan kesucian. Sebagai mukmin, orang Betawi memang diwajibkan untuk selalu dalam keadaan bersih dan suci, sebagaimana do’a yang sering dilafazkan sesudah wudhu dan juga dalam firman Allah SWT : “ ….. Innallaha Yuhibbuttawwaabiina wa Yuhibbul – mutathahhiriin “ ( Q.S : Al – Baqarah ; 222 )

II. MAKNA FILOSOFIS JUMLAH ORNAMEN GIGI BALANG, PAGAR HALAMAN, DAN DAUN KELAPA ;

Ornamen gigi balang berjumlah 17 ( tujuh belas ), susunan papan pagar berjumlah 8 ( delapan ) dan helai daunkelapa berjumlah 45 ( empatpuluh lima ), melambangkan tanggal, bulan dan tahun proklamasi bangsa Indonesia, yaitu 17 Agustus ’45 berlangsung di Jakarta sebagai kota kelahiran orang Betawi.

Tangkai daun kelapa berjumlah 11 ( sebelas ) melambangkan penjumlahan dari 5 ( lima ) Rukun Islam dan 6 ( enam ) Rukun Iman sebagai landasan moral dan akidah Keberagaman kaum Betawi.

Sementara pagar halaman rumah adalah perlambang ketahanan budaya Betawi yang kokoh dan tangguh terhadap pengaruh kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan nilai – nilai luhur kebudayaan Betawi.

III. RUMUS KONFIGURASI WARNA PADA LOGO LKB

  1. Warna merah pada atap rumah dihasilkan dari campuran warna – warna ;  M:100+Y:100+B:15.
  2. Warna kuning pada kembang kelapa, ornamen gigi baling, pagar halaman, akronim LKB dan pita penyangga dihasilkan dari warna Y:100
  3. Warna hitam pada tangkai kembang kelapa, pembatas atap wuwungan dan tulisan Lembaga Kebudayaan Betawi dihasilkan dari warna B:100
  4. Warna Hijau pada daun pintu dan jendela serta halaman depan rumah dihasilkan dari campuran warna – warna ; Y:100 + C: 100
  5. Warna putih pada dinding rumah dihasilkan dari warna ; putih:100

 

Baca juga : Susunan PengurusVisi Misi,

 

 

Exit mobile version