kebudayaanbetawi.com

Selametan Atau Kenduri Ungkapan Rasa Syukur Khas Betawi

( Selamatan Foto : Rudy_albdr )

kebudayaan betawi  – Selametan (selamatan) merupakan penyelenggaraan acara hajatan atau kenduri sebagai ungkapan rasa syukur atau berserah diri kepada Tuhan seru sekalian alam.Memohon agar hidup senantiasa berkah dan terbebas dari segala bentuk mara bahaya. Hampir setiap etape dalam hidup manusia Betawi disarati dengan upacara selamatan, sejak dilahirkan sampai masuk ke liang lahat (lubang kubur). Ada selamatan tujuh bulan, melahirkan, kematian, memberi nama, nyapih, khitan (sunat), menikah, bertani, beternak, membikin rumah, menempati rumah baru, khatam quran,  pergi haji, dan lain sebagainya.

Satau bulan dalam satu tahun hijriyah ada bulan yang dinamakan bulan Sya‟ban (Saputra, 2008: 105-108). Dalam tradisi Betawi disebut bulan Rowah. Tradisi selamatan pada bulan ini disebutmerowahan (bermula dari kata arwah, roh, jiwa orang yang meninggal). Hampir semua keluarga yang memiliki rejeki atau persediaan biaya, melakuan merowahan. Merowahan dilakukan dalam rangka mengingat kembali keluarga yang telah wafat. Maksudnya mendoakan arwah leluhur atau famili yang telah meninggal dunia. Merowahan adalah upacara zikir dan tahlil serta doa-doa yang persembahkan dikhususkan bagi keluarga yang telah meninggal dunia.

Selametan Bulan rowah ini pun merupakan bulan ancang-ancang memasuki bulan puasa. Ibadah puasa didahului jauh sebelum tanggal satu bulan puasa (Ramadhan), tepatnya tanggal 15 bulan Rowah. Pada tanggal 15 itu dilaksanakan upacara malam nisfu Sya’ban atau bagi masyarakat Betawi disebut sembahyang nisfu.Sembahyang nisfu dilakukan di masjid atau musholla. Orang Betawi memaknai upacara ini sebagai tanda bahwa kerja sepanjang 11 bulan akan ditutup dengan masa beribadah sebulan penuh, maka malam ini disebut juga dengan malem nutup buku atau ganti buku. Bulan puasa adalah penghulu bulan, yaitu bulan yang sangat mulia dan istimewa.

Selametan Untuk melaksanakan atau mengikuti malam nisfu Sya’ban, orang-orang sudah datang ke masjid atau musholla sebelum shalat maghrib. Upacara ini dilaksanakan sehabis shalat maghrib. Biasanya upacara ini dipimpin oleh kyai atau imam yang paling senior. Karena keseniorannya itu kyai atau imam masjid dianggap mempunyai otoritas dan waro’ (taat dan patuh) sehingga dengan kesucian hatinya itu dipercaya dapat berkomunikasi dengan dengan lebih baik kepada Tuhan.

Ritus Baritan
( Aneka Sajen (makanan) Ritus Baritan/Foto: rudi_Albdr)

Selametan Kegiatan upacara Nisfu Sya’bandiisi dengan membaca Surat Yasin sebanyak tiga kali. Setiap bacaan diawali dan diakhiri dengan doa. Doa yang dipanjatkankan adalah: permohonan diberikan umur panjang untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa; permohonan supaya diberi rizki yang banyak dan halal serta dijauhkan dari marabahaya; dan permohonan agar diberikan ketetapan dan keteguhan iman dan apabila meninggal dunia berada dalam takwa dan beriman kepada Tuhan. Mati yang seperti itu diyakini tidak mendapat siksa kubur dan langsung masuk surga.

Jamaah Selametan yang mengikuti nisfu sya’ban biasanya membawa air putih di dalam berbagai wadah (botol, ketel, eskan, gelas besar, toples, dan sebagainya) dan diletakkan di tengah lingkaran di hadapan imam yang pemimpin upacara. Air itu diyakini manjur menyembuhkan  penyakit panas, kesambet (terserang wabah penyakit menular atau dirasuki roh halus), dan sebagainya. Pada saat tahlilan ini jamaah mengeluarkan uang shalawat yang dilemparkan ke lingkaran. Uang ini dikumpulkan oleh merbot masjid dan diberikan kepada imam yang memimpin upacara. Melempar uang shalawat ini hanya terjadi di tempat-tempat tertentu saja tidak di seluruh Betawi.

Merowahanselalu menyediakan makanan sebagai bentuk penghormatan atau perjamuan kepada undangan. Makanan yang disuguhkan sebenarnya tidak berbeda dengan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, hanya ragam dan bentuknya yang lebih bervariasi. Memang ada masakan yang khusus dibuat sebagai persyaratan upacara, seperti nasi kuning, tumpeng, nasi congcot, bekakak ayam, rujak, dan bubur merah-putih yang diletakkan dalam wadah khusus pula.Tidaklah sempurna pelaksanaan upacara, jika persyaratannya pun tidak dipenuhi.

Kegiatan selamatan diisi dengan zikir dan tahlil, memanjatkan puja puji dan doa-doa agar dilimpahkan kesehatan, rejeki, serta keselamatan hidup dunia akhirat. Biasanya doa-doa disampaikan untuk famili atau anggota keluarga yang sudah wafat, agar Tuhan Yang Maha Kuasa menghapus dosa-dosa dan melapangkan kehidupan alam kuburnya.Pada saat hari penguburan, upacara selamatan disebut turun tanah. Setelah selesai talekin (bacaan atu khotbah nasihat bagi mayat yang baru sajadikuburkan), semua kerabat kembali ke rumah dan disediakan konsumsinasi begane atau sering pula nasi putih dengan lauk ikan kering, sayur asem, sambel terasi atau sambel goang.

(Foto : Ngete sesudah tahlilan/ Foto : rudy_albdr)

Selametan Dalam tradisi Betawi, penghotmatan kepada orang yang sudah meninggal dilakukan dalam bentuk upacara : tunggu kubur, tige ari, nuju ari, lima belas ari, seratus ari, dan haul. Tunggu kubur  adalah  menunggu  kubur  dengan  membaca  Qur‟an  di  kuburan  atau  di  lokasi  pekuburan orang yang baru meninggal. Ini dilaksanakan sejak malam pertama setelah upacara turun tanah. Kegiatan ini dilakukan hanya pada malam hari atau sehari penuh selama seminggu, dua minggu, atau 40 hari berturut-turut sesuai dengan kemampuan ahli mayit. Pada malam-malam tertentu, seperti malam ke tiga (nige ari) malam ke tujuh (nuju ari), malam ke-15, malam ke-40 keluarga si mayat mengundang tetangga lebih banyak lagi dan mengundang penceramah untuk memberi nasehat keagamaan. Pada malam-malam itu disediakan konsumsi khusus. Nige ari disediakan dadar gule, nuju ari disediakan nasi biasa lengkap, lima belas hari disediakan ketupat sayur. Seperti biasa ketika jamaah pulang dibagikan nasi berkat sebagai tanda terima kasih atau oleh- oleh diberikan oleh tuan rumah (shohibul hajat) kepada tetamu untuk keluarga di rumah.

Nasi berkat (sring disebut berkat saja) adalah sebungkus nasi putih dilengkapi lauk-pauk terdiri atas semur daging, pesmol ikan bandeng, perkedel, serondeng, gulai buncis atau acar kuning, dan emping. Dibungkus dengan daun pisang batu atau daun jati diletakan pada bongsang (keranjang kecil terbut dari anyaman seratan bambu). Satu bungkus nasi berkat dilengkapi dengan kue dan buah-buahan. Jika selamatan nuju bulan, ditambah dengan rujak. Jika selamatan hakekah ditambahkan dengan gulai kambing. Kata berkat berasal dari Bahasa Arab, barakah, yang artinya karunia, rahmat. Jadi nasi berkat dianggap nasi yang sudah memperoleh karunia Tuhan karena telah melewati upacara zikir dan tahlil (puja-puji dan doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa).

 

Exit mobile version