Site icon kebudayaanbetawi.com

Filosofi Tradisi Buka Palang Pintu Betawi

Filosofi Tradisi Buka Palang Pintu Betawi

kebudayaan betawi – Filosofi Tradisi. Mengenal prosesi buka palang pintu tradisi masyarakat betawi. Palang pintu bertujuan memberi ujian yang harus dilalui mempelai laki-laki untuk meminang pihak perempuan. Budayawan betawi, Yahya Andi Saputera mengatakan kebudayaan merupakan hasil olah pikir manusia. Yang terdiri atas  unsur kebudayaan  berlaku setiap etnik secara global diantaranya mata pencaharian, kesenian, bahasa, kebudayaan itu sendiri.

Yahya menilai semua kebudayaan antara etnik satu dengan etnik yang lain tentu ada kesamaannya semisal dalam hal kesenian. Jika kesenian yang ada dibetawi seperti wayang kulit betawi, topeng betawi, lenong betawi, tanjidor, ondel – ondel, kuliner, arsitektur, organisasi. Lanjutnya, untuk pernikahan pada dasarnya seperti biasa,  atau yang idealis sebagai contoh terpenuhnya unsur dari upacara sakral. Kalau memiliki kelebihan rezeki maka si kedua mempelai melengkapi acara pernikahan. Dengan menghadirkan kesenian palang pintu, hiburan lain kepada tamu diantaranya  gambang kromong, topeng, gambus.

Filosofi Tradisi-Untuk palang pintu sendiri, yahya menjelaskan pada jaman dahulu rumah masyarakat betawi menggunakan pintu biasa terdapat sebuah palang, maka dikenal dalam tradisi masyarakat betawi palang pintu. Dalam rumah tanggaharus dimiliki kemampuan palang pintu membuka palang dari pihak perempuan. Palang yang terbuat dari kayu. Palang itu sendiri yang menghalangi pintu untuk dibuka.

Filosofi Tradisi-Ada tiga unsur penting dalam buka palang pintu yakni pantun, silat, membaca sholawat. Untuk pantun betawi dalam acara buka palang pintu bahasa dari pantun itu bahasa diperhalus tidak kasar. Kedua, silat si jago dari pihak mempelai laki – laki memiliki filosofi harus siap melindungi pasangannya istrinya, keluarganya melindungi lingkungannya dari segala macam rintangan dan halangan. Membaca sholawat menunjukan simbol kesiapan dari pihak laki – laki mengajak ibadah dengan baik atau sebagai imam dalam rumah tangga. Kemudian melakukan kebaikan – kebaikan dalam kehidupan.

“Hal ini bagaimana seorang laki – laki betawi mengajak istrinya untuk senantiasa berada di dalam jalur kebaikan,” ucap Yahya.

Kalau dahulu bukan palang pintu  nama istilahnya Nyapun. Nyapun bahasa betawi yang memiliki makna komunikasi dengan sopan santun. Komunikasi yang dilakukan kedua belah pihak berdialog yang diungkapkan dalam bentuk pantun yang dahulu terkenal namanya Nyapun.

Tambah Yahya mengatakan, dahulu juga dikatakan ngarak pengantin. Karena calon pengantin diarak dengan rebana ketimpring. Salah satu yang penting dalam buka palang pintu betawi ini adalah diringi musik rebana ketimpring dengan bacaan sholawatnya yang mengiringi pihak laki – laki ke rumah pengantin perempuan. Istilah dahulu sebutan orang betawi dengan nama “pegi besan” diarak dengan arak – arakan.

Pada abad ke-19, ketika perlintasan kereta api dibangun pada saat itu. Kita telah mengenal buka palang pintu sebagai contoh setiap kereta yang akan melintas dan palang,  kadang ada tertutup dalam hal seperti itu bisa diartikan sebagai upaya membuka palang pintu. Maka diterapkan dalam acara pernikahaan tradisi betawi buka palang pintu.

Dan yang kedua, selain Nyapun masyarakat betawi juga memiliki tradisi rebut dandang. Yahya menjelaskan rebut dandang dari pihak laki – laki merebut dandang dari pihak keluarga perempuan dan seiring perkembangan pada abad ke-19 dan 20 lebih masif masyarakat mengenalnya buka palang pintu.

Ahmad Sabili, Perwakilan Kelompok Palang Pintu Betawi, mendirikan perkumpulan atau komunitas palang pintu sejak 1990-an. Bermula dari latihan yang dilakukan dari sekelompok masyarakat betawi. “Berawal dari pengajian lalu kita kumpul. Kita kenal budaya betawi ada yang namanya palang pintu. Kita pun punya potensi belajar rebana, kemudian kemampuan untuk belajar silat, dan juga pantun. Makanya kita gampang membuat kelompok palang pintu,” ucapnya.

Untuk pembagiannya dibagi menjadi beberapa kelompok latihan ada yang kelompok rebana, kelompok silat dan pantun. Biasanya Kelompok buka palang pintu tidak hanya di acara rumahan, acara perkantoran tampil di istana presiden.

Menurut Sabili, palang pintu merupakan kesenian yang dimiliki masyarakat betawi. Palang pintu ada tiga  gabungan kegiatan pertama musik, rebana diiringi dengan dialog pantun serta seni bela diri seperti silat. Dari tiga kegiatan diatas kita kumpul kemudian latihan mengembangkan kemampuan dalam tradisi buka palang pintu.

Ia mengatakan untuk kesiapan khusus dalam buka palang pintu betawi tidak ada tetapi properti dalam mendukung buka palang pintu berbeda – beda. Diantaranya kembang kelapa yang menghidupkan nuansa dalam acaranya hal itu juga tergantung permintaan untuk pemilihan warnanya.  Kembang kelapa yang dimaksud kembang yang terbuat dari kertas yang dibawa pada posisi didepan pengantin.

Sabili menjelaskan, bahwa kelapa menandakan sebuah pohon yang kokoh dan serba guna mulai dari daun hingga akarnya.

“Filosofinya kembang kelapa agar pengantin setelah mereka menikah. Bisa menjadi manfaat bagi dirinya, keluarga dan juga orang lain,” ujarnya.

Untuk suka duka kelompok buka palang pintu oleh Sabili. Ia menyebut tentu ada harus pintar mengatur seluruh kegiatan, mengatur pemain mulai dari kedisipilnan berlatih dan mengembangkan kemampuan lainnya.

Sekadar informasi buka palang pintu betawi biasanya diadakan untuk acara pernikahan selain itu palang pintu juga bisa untuk acara resmi seperti acara penyambutan tamu  negara, atau tamu khusus. Proses palang pintu biasanya terdiri atas dua orang jagoan, satu mewakili pihak laki-laki dan satunya mewakili pihak perempuan.

Proses palang pintu juga sebagai penguji kemampuan pendatang pihak laki-laki untuk berani menikahi pihak perempuan.

Penulis : Ahmad Baihaki

Exit mobile version