Maudy Koesnaedi
Maudy Koesnaedi/foto: fimela.com

Maudy Koesnaedi Jatuh Cinta dengan Kebudayaan Betawi

kebudayaanbetawi.com – Maudy Koesnaedi atau Jaenab yang dikenal dalam film siDoel  Atau Akui Jatuh Cinta dengan Kebudayaan Betawi. Keseriusan aktris Maudy Koesnaedi tentang budaya Betawi ditunjukkan dengan merancang pertunjukan seni budaya Betawi “Jawa” Langgam Hati dari Marunda. Delapan bulan lalu, ia mulai mengumpulkan relawan dari alumni Abang None Jakarta untuk berpartisipasi dalam pertunjukan tersebut. Sebanyak 35 Abang None Jakarta secara sukarela mengikuti pentas yang digelar di Gedung Kesenian Jakarta, pada 24-25 Oktober 2015 beberapa tahun lalu.

“Saya sudah berkali-kali tersentuh panggung ini, saya menangis, lega dari panggung yang sedang kami kerjakan. Sering kali saya masih ingin terus mengerjakannya. Jika orang menyukai sesuatu, kami akan menerimanya. apa adanya dan bersedia membelanya. Saya sangat mencintai budaya Betawi,” jelas Maudy Koesnaedi saat ditemui Bintang.com di Kaya Indonesia, Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (15/10/2015).

Tak hanya itu, aktor yang memerankan Jaenab dalam serial TV Si Doel Anak Sekolahan ini juga mengaku tak hanya menghadapi tantangan berat sebagai produser panggung. Ia mengatakan, beban berat ditanggung pemain Jawara. Pasalnya, dalam adegan cerita ini banyak digunakan pencak silat khas budaya Betawi, pencak silat. Ia menambahkan, “Jawara, pertunjukan ini memakan waktu lama, mereka tidak hanya akting tetapi juga seni bela diri. Dari 35 pemain dari Abang tidak ada yang tidak memiliki latar belakang menguasai Pencak Silat, pelatihan sangat berat dalam delapan bulan terakhir, ” dia menambahkan.

Terkait pencak silat yang menjadi tema acara “Jawara”, Maudy memberikan penjelasan kepada awak media yang hadir dalam jumpa pers penampilan panggung Marunda Abang None Jawara Langgam Hati. “Mengapa kami memilih Silat, karena kami telah menampilkan budaya Betawi yang berbeda. Kami berharap Silat ini akan dikenal lagi dan ini merupakan bentuk pelestarian Silat seperti budaya Betawi dan dari Indonesia,” jelasnya.

Maudy Koesnaedi melanjutkan, dengan menyelenggarakan pencak silat, dan berharap ini menjadi bagian dari cara melestarikan budaya Betawi serta kepada masyarakat. “Kami berharap upaya melestarikan budaya Betawi tidak berhenti sampai di sini. Kami juga mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi (DKI) DKI Jakarta, dan Gubernur Ahok sangat mengapresiasi kinerja ini,” jelas Maudy Koesnaedi.

Kisah “Jawara” adalah kisah Mirah Gadis Marunda yang pandai bela diri tanpa tandingan. Inti cerita didasarkan pada suasana dan literatur cerita dari cerita yang kurang dikenal. Mirah adalah jawara, artinya pahlawan dalam keluarga. “Sebenarnya untuk karya sastra itu sendiri hanya bergantung pada interpretasi. Ada banyak interpretasi, ada Pitung, dan Doel, tetapi kami ingin menunjukkan interpretasi baru dari ciptaan yang kami telusuri yang lebih baru.”

“Saya kira ini bukan sekedar pelestarian budaya Betawi, tapi sebagai bentuk menghargai proses, mengapresiasi budaya dengan segenap cinta yang bisa saya dapatkan. Saya ingin terlibat langsung, melestarikan budaya Betawi, dan mengajarkan budaya Betawi. seni pertunjukan sebagai dan untuk publik.”

Check Also

Kanwil Kemenkumham Terus Mendukung Pemajuan Budaya Betawi di DKI Jakarta

Kanwil Kemenkumham Terus Mendukung Pemajuan Budaya Betawi di DKI Jakarta

Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) melakukan audiensi dengan Kepala Kanwil Hukum dan HAM DKI Jakarta R. …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *