kebudayaan betawi – Kebudayaan Betawi Dari Kerajaan Hingga Kuliner. budaya berasal dari kata buddhayah sebagai bentuk jamak dari buddhi (Sanskerta) yang berarti ‘akal’ (Koentjaraningrat, 1974: 80). Definisi yang paling tua dapat diketahui dari E.B. Tylor yang dikemukakan di dalam bukunya Primitive Culture (1871). Menurut Tylor, kebudayaan adalah keseluruhan aktivitas manusia, termasuk pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat, dan kebiasaankebiasaan lain (Nyoman Kutha Ratna, 2005: 5).
Definisi yang mutakhir dikemukakan oleh Marvin Harris (1999: 19) yaitu seluruh aspek kehidupan manusia dalam masyarakat, yang diperoleh dengan cara belajar, termasuk pikiran dan tingkah laku. Kecuali itu juga ada definisi yang dikemukakan oleh Parsudi Suparlan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial, yang digunakan untuk menginterpretasi dan memahami lingkungan yang dihadapi, dan untuk menciptakan serta mendorong terwujudnya kelakuan (1981/ 1982: 3).
Menurut Koentjaraningrat, wujud kebudayaan ada tiga macam: 1) kebudayaan sebagai kompleks ide, gagasan, nilai, norma, dan peraturan; 2) kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat; dan 3) benda-benda sebagai karya manusia (Koentjaraningrat, 1974: 83)5
Arti Kebudayaan
Kata “kebudayaan” seringkali kita dengar dalam berbagai kesempatan, salah satunya di ruang akademik. Kendati demikian, masih banyak yang belum memahami betul artinya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. Selain itu, kebudayaan juga memiliki arti keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya.
Sebagaimana tertuang dalam buku Pengantar Antropologi (2012) karya Gunshu Nurmansyah, dkk. menurut E.B. Tylor (1871), kebudayaan adalah pengetahuan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Di sisi lain, kebudayaan mencakup yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan merupakan seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu, kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku normatif. Artinya, mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan, dan bertindak,
Contoh Kebudayaan
adalah suku Betawi. Suku yang mayoritas penduduknya bertempat tinggal di Jakarta ini, sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda. Selain kuliner tradisionalnya yang lezat, suku Betawi juga terkenal dengan ragam budayanya yang unik dan masih terjaga hingga sekarang. Simak ulasan lebih lengkapnya mengenai ragam budaya Betawi.
- Ondel-Ondel
- Tanjidor
- Lenong
- Silat/Maen Pukulan
- Tari Cokek
Makna Kebudayan
Kadang-kadang seseorang digambarkan sebagai “orang yang sangat berbudaya”, yang berarti bahwa orang tersebut memiliki ciri-ciri tertentu seperti pidatonya, cara, dan selera untuk sastra, musik atau lukisan yang membedakannya dari orang lain. Budaya, dalam pengertian ini, mengacu pada karakteristik pribadi tertentu dari seorang individu.
Namun, ini bukan arti di mana kata budaya digunakan dan dipahami dalam ilmu sosial. Terkadang pengertianartidefinisidari.blogspot.com budaya digunakan dalam wacana populer untuk merujuk pada perayaan atau malam hiburan, seperti ketika seseorang berbicara tentang ‘pertunjukan budaya’.
Dalam pengertian ini, budaya diidentifikasikan dengan estetika atau seni rupa seperti tarian, musik atau drama. Ini juga berbeda dari makna teknis kata budaya.
Budaya digunakan dalam arti khusus dalam antropologi dan sosiologi. Ini mengacu pada jumlah cara hidup manusia, perilaku, kepercayaan, perasaan, pikiran mereka; itu berkonotasi segala sesuatu yang diperoleh oleh mereka sebagai makhluk sosial.
Sejarah Betawi
Betawi secara umum merupakan hasil perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain di Nusantara maupun kebudayaan asing. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa. Mereka adalah hasil kawin-mawin antaretnis dan bangsa di masa lalu.
Pendapat mengenai Kerajaan Salakanagara sebagai kerajaan tertua di Indonesia sebenarnya masih diperdebatkan di kalangan sejarawan. Banyak ahli sejarah yang mengatakan bahwa kerajaan Kutai adalah kerajaan pertama karena sudah muncul sejak abad ke-4. Namun jika ditelaah lebih jauh, ternyata Kerajaan Salakanagara sudah eksis sejak abad ke-2 yang artinya lebih awal jika dibandingkan Kerajaan Kutai martadipura di Kalimantan Timur.
Hanya saja, bukti sejarah yang menuliskan tentang kerajaan ini sangat minim sehingga sangat sulit dianggap sebagai kerajaan pertama di Indonesia. Asal usul Kerajaan Salakanagara didasarkan atas catatan perjalanan dari Cina yang menunjukkan jalinan kerjasama antara pedagang dengan dinasti Han pada abad ke 3 Masehi. Jauh sebelum itu, kerajaan diperkirakan berdiri pada abad ke-1 di Salakanagara oleh penguasa pertamanya adalah Aki Tirem.
Hingga pada masa raja Dewawarman IX kerajaan salaka negara mengalami kemunduran serta timbulnya kerajaan Tarumanegara abad 4 masehi
kemudian pakuan Pajajaran. Selain orang Sunda, terdapat pula pedagang dan pelaut asing dari pesisir utara Jawa, dari berbagai pulau Indonesia Timur, dari Malaka di semenanjung Malaya, bahkan dari Tiongkok serta Gujarat di India.
Jadi dapat kita simpulkan sementara bahwa suku asli Betawi merupakan campuran dari suku Sunda dan suku-suku Nusantara serta bangsa pendatang
Tradisi Betawi
Dalam pengertian lain tradisi adalah adat- istiadat atau kebiasaan yang turun temurun yang masih dijalankan di dalam masyarakat.
- Nyorog merupakan tradisi masyarakat Betawi yang dilakukan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan.
- Ondel-ondel.
- Silat Beksi.
Betawi Di Mana
Suku Betawi adalah sebuah suku bangsa di Indonesia yang penduduknya umumnya bertempat tinggal di Jabodetabek dan sekitarnya. Mereka adalah keturunan penduduk yang bermukim di Batavia (nama kolonial dari Jakarta) dari sejak abad ke-17.
Sejumlah pihak berpendapat bahwa Suku Betawi berasal dari hasil perkawinan antar etnis dan bangsa pada masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Apa yang disebut dengan orang atau suku Betawi sebenarnya terhitung pendatang baru di Jakarta.[5] Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan etnis asli dengan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu dan lama hidup di Jakarta, seperti: Sunda, Melayu, Tionghoa, Jawa, Arab, Bugis, Belanda, Makassar, Portugis,.
Adat Istiadat Suku Betawi
Suku Betawi menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa formalnya dan menggunakan Bahasa Indonesia dengan dialek Betawi sebagai bahasa sehari-hari atau informal. Dalam hal ini, dialek Betawi dibagi menjadi dua jenis, yaitu dialek Betawi pinggir dan dialek Betawi tengah namun yang dianggap sebagai dialek Betawi yang sejati adalah dialek Betawi tengah. Pada umumnya dialek Betawi pinggir adalah “a” sedangkan dialek Betawi tengah adalah “e”.
Suku Betawi mempunyai adat istidat dibeberapa acara, seperti sunatan, pesta pernikahan dan akekah
Batik Betawi
Filosofi atau makna batik Betawi Sebagai keseimbangan alam semesta untuk memenuhi hidup yang sejahtera dan berkah.
- Fungsi dan penggunaan batik Betawi
Fungsi dan penggunaan sebagai seragam karyawan/karyawati berbagai kantor pemerintah dan swasta, industri pariwisata, sekolah, dan berbagai acara seremonial, obyek dan atraksi pariwisata serta pentas seni budaya.
- Bentuk dan bahan batik betawi
Batik Betawi berbentuk kain panjang dan kain sarung yang motifnya dikerjakan dengan tulis dan cap. Bahan kainnya berupa sutera, ATBM, prima, primis dan dobi.
Motif batik Betawi antara lain : Dododio, Mak Ronda, Rasamala, Nusa Kalapa, Lereng, Ondel-Ondel, Pesalo, Salakanagara, Albetawi, Kodangdia, Langgara, Warakas, flora fauna asli Betawi, Daun Tarum, Nderep, Kampung Marunda, Ngeluku (Bajak Sawah), Ngelancong/Bedemenan, Nandur, Burung Hong, Numbuk Padi, Baritan, Sulur Jawara, Ronggeng Uribang, Galur Ondel-Ondel, Kuntul Blekok, Payung Cokek, Ulung-Ulung, Bondol Biru dan lain-lain.
Kesenian Betawi
Sejak abad ke 5, tanah Jakarta, khususnya kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa, telah menjadi kawasan internasional. Saat itu Pelabuhan Sunda Kelapa sudah terjadi interaksi antar etnik maupun bangsa. Makanya tidak mengherankan bila keragaman budaya Betawi tidak bisa lepas dari pengaruh budaya lain.
Sejumlah kesenian yang dikenal sebagai kesenian asli Betawi, sebenarnya merupakan saksi betapa sejak beratus-ratus tahun lalu di tanah Betawi telah terjadi akulturasi budaya dengan berbagai suku bangsa.
Alat Musik Betawi
Jakarta atau yang di masa lalu bernama Batavia sebagai pusat pertemuan orang dari berbagai bangsa di dunia membuat terjadi akulturasi budaya di kawasan ini. Salah satu perpaduan beragam budaya yang berbeda itu dapat dilihat dari alat-alat musik Betawi.
Kalau diperhatikan alat musik Betawi baik dari segi bentuk maupun namanya mendapat pengaruh yang kuat dari sejumlah etnis di antaranya Tionghoa, Arab, India, Sunda, dan beragam etnis lainnya. Jadi jangan heran sejumlah alat musik Betawi punya kemiripan dengan alat musik di daerah lain.
- Rebana Hadro, Ketimpring, dan Biang
- Gambang
- Kromong
- Kongahyan, Tehyah, dan Sukong
- Bangsing (suling)
- Gong dan kempul
- Kecrek (pan)
- Ningnong (sio-lo)
Kuliner Betawi
Kuliner atau makanan khsusnya, diproduksi sesuai dengan waktu, kebutuhan, dan orang yang mengkonsumsinya. Baik harian, hari-hari tertentu, maupun upacara tertentu. Makanan yang dibuat untuk pagi tentu berbeda dengan siang, malam, sahur, buka puasa, dan lainnya.
Makanan jga dibuat berbeda-beda tingkat usianya. Ada yang dibuat khusus untuk bayi, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, dan kakek nenek. Begitu pun pada kondisi-kondisi tertentu, makanan dibuat untuk disuguhkan kepada orang sakit, sehat, kondisi tertentu, dan upacara.
Maka kuliner Betawi dapat memperjelas keberadaannya pada tradisi Masyarakat Betawi membuat masakan yang diperisapkan untuk berbagai keadaan. Berikut macam-macam Istilah pada kuliner Betawi :
- Kiro yaitu masakan yang disuguhkan untuk berdua.
- Tuhfah yaitu masakan yang disuguhkan untuk pengunjung.
- Harsu yaitu masakan untuk wanita yang melahirkan.
- Makdubah yaitu masakan untuk undangan. Walimah, masakan untuk perayaan akad nikah.
- Akekah yaitu masakan untuk perayaan anak yang lahir.
- Godiroh yaitu masakan untuk meramaikan acara sunatan/khitan.
- Wadimah yaitu masakan untuk upacara kematian.
- Nakibah yaitu masakan untuk orang yang pulang mukim (menuntut ilmu dll), dan
- Wakiroh yaitu masakan untuk memulai membangun dan selamatan pindah rumah.