Ngulik Betawi : 500 Tahun Jakarta dan Betawi

Ngulik Betawi : 500 Tahun Jakarta dan Betawi

kebudayaanbetawi.com. Jakarta, 18 April 2025 bertempat di sekretariat Lembaga Kebudayaan Betawi, Gedung Nyi Ageng Serang Lantai IV, Kuningan Jakarta Selatan, sekumpulan Pemuda dari Historia Batavia yang diinisiasi oleh Hikmiyah Salsabila El Rahma bekerjasama dengan Lembaga Kebudayaan Betawi mengadakan kegiatan yang bertajuk “Ngulik Betawi Nyok!” (NGUBEK).

Kegiatan ini menjadi ruang diskusi interaktif yang membahas sejarah panjang kota Jakarta selama 500 tahun serta identitas dan dinamika suku Betawi dalam lintasan waktu. Acara ini menghadirkan pembicara Drs. Yahya A. Saputra, M.Hum, peneliti sejarah Jakarta sekaligus pakar budaya Betawi yang dikenal aktif dalam pelestarian budaya lokal. Pembawaannya yang ringan namun berbobot menjadikan sesi diskusi sangat hidup dan penuh insight.

Forum ini dipandu oleh Oval Pangestu (Alumni PPAP Jakarta) dan Amira Kareem Al-Kathiri (None Jakarta), yang berperan menciptakan suasana hangat dan cair selama acara berlangsung. Keduanya berhasil membuat sesi diskusi terasa santai namun tetap fokus pada substansi pembahasan.

“Sejarah bukan hal kuno kalau dibaca dengan mata muda. Lewat Ngubek, kita buktiin kalau pemuda Jakarta bisa jadi agen perubahan budaya, bukan hanya menikmati kota, tapi juga merawat jati dirinya,” ungkap Hikmiyyah, penggagas acara sekaligus founder Historia Batavia.

Sekretaris Umum Lembaga Kebudayaan Betawi, Imbong Hasbullah, turut mengapresiasi inisiatif kegiatan ini. “Kegiatan yang diinisiasi oleh Komunitas Historia Batavia ini menjadi contoh transformasi budaya Betawi kepada generasi muda. Harapannya, mampu membentuk generasi muda yang memiliki pemikiran global dengan perilaku lokal ‘think globally, act locally’ guna menyambut 500 tahun kota Jakarta yang mendunia. Salam kolaborasi,” ujarnya.

Uniknya, kegiatan ini tidak menggunakan dana dari institusi atau sponsor mana pun. Murni inisiatif kolektif pemuda yang memiliki semangat untuk menghidupkan kembali kesadaran budaya. Konsumsi selama acara pun disediakan secara gotong royong, berupa jajanan tradisional seperti selendang mayang, talam, dan ongol-ongol, serta kudapan lain seperti lapis legit dan samosa. Semua makanan ini merupakan hasil sumbangan sukarela dari panitia Historia Batavia maupun peserta yang hadir, mencerminkan semangat kebersamaan dan keberagaman rasa.

Kolaborasi antara Historia Batavia dan Lembaga Kebudayaan Betawi ini menjadi bukti bahwa sinergi antara komunitas pemuda dan lembaga budaya mampu menciptakan ruang edukasi yang relevan, inklusif, dan mengakar pada nilai-nilai lokal. Acara ini menjadi bukti bahwa pemuda Jakarta mampu menjadi garda terdepan dalam membangun ruang-ruang edukasi sejarah yang partisipatif dan relevan. Historia Batavia sebagai komunitas inisiator berkomitmen untuk terus mendorong pemuda Jakarta agar mengenal, mencintai, dan melestarikan akar budayanya. Melalui diskusi, tur sejarah, dan konten edukatif, komunitas ini ingin menjadikan sejarah sebagai ruang dialog lintas generasi.

Check Also

Lebaran di Betawi: Dari Nyorog Hingga Nyekar

Lebaran di Betawi: Dari Nyorog Hingga Nyekar

Kurang dari seminggu, Hari Raya Idul Fitri 1446 H akan tiba. Masyarakat sudah melakukan berbagai …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *