5 fakta unik roti buaya

5 Fakta Unik Roti Buaya Hantaran Nikahan Tradisi Betawi

kebudayaan betawi – 5 Fakta Unik Roti Buaya Hantaran Nikahan Tradisi Betawi. Berbagai tradisi Indonesia memiliki nilai, seni dan budaya. Setiap suku bangsa memiliki ciri khasnya masing masing. Hal ini menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara dan membuat seni dan karya asli indonesia menjadi terkenal dan dicintai oleh negara lain.

Masih dalam suasana hari ulang tahun yang ke-494 DKI Jakarta. Tidak heran jika banyak orang betawi merayakan pesta pernikahan membawa roti buaya. Sepasang roti buaya. Biasanya, sepasang roti buaya akan diusung bersama dengan barang seserahan.Roti Buaya adalah simbol kehidupan orang betawi. Merangkum diberbagai sumber berikut 5 Fakta unik roti buaya hantaran nikahan tradisi betawi :

  1. Cerita Rakyat

Hidangan roti berupa roti memiliki bentuk seperti buaya. Roti Buaya menjadi cerita masyarakat betawi tentang siluman buaya untuk menjaga sumber mata air yang dikelilingi pepohonan sehingga membuat masyarakat beranggapan pohon yang ada angker. Namun roti buaya inilah memiliki makna atau nilai di kehidupan masyarakat betawi salah satunya dalam seserahan pernikahan.

  1. Simbol Kehidupan

Roti buaya dipilih jadi simbol melanjutkan kehidupan baru dalam prosesi pernikahan. Sepasang roti buaya diibaratkan sebagai sepasang keluarga baru yang akan meneruskan kehidupan. Sepasang roti buaya melambangkan mempelai pria dan wanita yang akan menikah.

Roti buaya yang berukuran lebih besar melambangkan mempelai pria. Sementara, yang berukuran lebih kecil melambangkan mempelai wanita. Selain sepasang roti buaya tersebut, ada pula beberapa roti buaya yang sangat kecil.

Roti tersebut jadi perlambang bahwa mempelai wanita siap melepas masa lajang dan menjadi istri untuk memberikan keturunan kepada mempelai pria. Untuk buaya sendiri memiliki karakter kesabaran bisa diperhatikan buaya sabar menunggu mangsanya.

  1. Simbol Kesetiaan

Kemudian seekor buaya jantan hanya akan menikahi satu betina seumur hidupnya. Artinya masyarakat betawi terus berupaya menjaga, merawat, setia, melindungi rumah tangga di kehidupan seumur hidupnya.

Karena itulah roti buaya dijadikan hantaran mempelai pria kepada mempelai wanita. Roti buaya juga harus dalam kondisi yang bagus, tanpa adanya cacat sebelum resmi diterima oleh pengantin wanita. Sebagian masyarakat Betawi percaya, orang yang belum menikah lalu memakan roti ini, maka kelak akan cepat bertemu jodoh.

  1. Tidak Di Makan

Roti Buaya mengalami sedikit pergeseran nilai dan juga fungsi. Dahulu roti buaya ini dibuat tidak untuk dikonsumsi, melainkan dibuat sekeras mungkin, dan semakin keras semakin baik. Untuk kemudian disimpan di tengah-tengah ruangan acara resepsi, hingga acara selesai. Kemudian roti ini akan disimpan di atas lemari, pakaian di kamar pengantin, dibiarkan hingga digerogoti oleh binatng renik. Karena tidak menggunakan perasa apapun, dan dibaut dalam kondisi keras, maka roti jenis ini cenderung awet. Hal ini yang melambangkan bahwa pernikahan suami istri tersebut akan awet, hingga maut memisahkan.

  1. Mengalami Perubahan

Roti buaya di pernikahan Betawi zaman sekarang akan dibagi-bagikan kepada para tamu apabila acara pernikahan sudah selesai. Sedangkan kedua mempelai tidak membawa roti tersebut ke kamar tidur mereka. Para tamu yang datang juga akan menikmatinya. [baihaki]

Check Also

CAMILAN LEGENDARIS DARI BETAWI

CAMILAN LEGENDARIS DARI BETAWI

Seiring dengan perkembangan zaman, seringkali ada pertentangan antara yang modern dan yang tradisional. Di satu …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *