kebudayaan betawi – Tangas Betawi Perawatan kulit Betawi yang harus dikembangkan untuk melestarikan budaya Betawi, yaitu melalui konsep etnik wellness, wellness terapi aktivitas keseimbangan tubuh, pikiran dan jiwa yang secara keseluruhan akan mengarah pada keseimbangan yang lebih baik.
Tangas Betawi Perawatan kulit Metode kesehatan ala betawi yang harus di sebarluaskan serta dikembangkan dengan tetap melestarikan budaya Betawi adalah kesehatan ala Betawi yakni Tangas Betawi. Metode pengobatan dengan herbal untuk pengobatan berbagai penyakit.
“Terapi modern dengan gaya Spa dengan sentuhan akar budaya Betawi pertama kali di Jakarta melalui Ethnic Wellness. Di antara mereka di Jakarta yang mensponsori gaya kesehatan etnik adalah Hotel Herimatag, hotel pertama yang memiliki spa dengan teknik penyembuhan khas Betawi.”
Ia juga mengatakan, “Selain menjadi hotel pertama yang mengoperasikan Tangas Betawi Ethnic Wellness, diharapkan dapat membawa semangat melestarikan tradisi budaya bangsa.”
juga dapat memperkenalkan kekayaan rempah-rempah kepada masyarakat Indonesia “Dengan hadirnya Tangas Betawi di Gaya Spa, sekaligus menghadirkan Tangas Betawi sebagai wisata kesehatan ala Jakarta,” ujarnya.
Hosnia Thamrin, pakar budaya Betawi mengatakan, “Peraawatan kulit dengan caraTangas ala betawi merupakan tradisi Betawi yang meliputi ritual pijat, lulur, dan ritual Tangas (mengukus). Ritual Betawi ini sering dilakukan ketika seorang wanita hamil, setelah melahirkan atau sebelum menikah. ”
Pijat Betawi ini sangat kental dengan unsur budaya, terbukti dengan penggunaan bahan-bahan seperti secang, kulit delima, rempat-rempah untuk steam, dan lulur yang dibalurkan. Setelah di tangas diberi bir pletok hangat, minuman tradisional khas Betawi.
“Spa dengan konsep pijat Betawi ini dapat mendongkrak industri pariwisata kesehatan Jakarta,” tambah Oneng S Harini, Direktur Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Pariwisata.
Menurut Oneng, Hotel Herimatag merupakan bangunan tua karena gedung ini adalah kantor tempat dia bekerja pada tahun 1991-1996, dan berubah menjadi Universitas Bung Karno tempat dia mengajar budaya.
Oning menambahkan: “Hotel ini merupakan pusat percontohan Tangas Betawi Spa, yang sedang dilaksanakan di sini sebagai langkah awal. Gerakan di Jakarta Point dan sebagai pengantar”.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta mengatakan, “Kesehatan budaya betawi dengan Tangas Betawi telah menjadi ciri khas dan simbol baru kota Jakarta.”
Menurutnya, pasar Jakarta luar biasa, dan pariwisata asing tahun ini sebesar 2,3 juta, dengan kontribusi pariwisata 30 persen. Sedangkan turis asing 32 juta.
“Ini adalah pasar yang bagus untuk menawarkan Tangas Betawi dan juga Bir Pletok, minuman khas Betawi yang dapat digunakan sebagai minuman selamat datang di spa,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Bosma Hotoruk, Associate Executive Director The Hermitage, mengatakan kepada Bisniswisata.co.id, “The Hermitage adalah hotel warisan yang mencerminkan getaran Betawi Tempo Doeloe. Pengunjung kami pasarnya adalah lokal, Asia dan Eropa.”
Hotel yang terletak di Jalan Cilacap, Menteng, Jakarta Pusat ini memiliki 90 kamar.[Rudy_Albdr]