Gambus Betawi (Bagian 3)
Orkes Gambus, Dokumentasi Lembaga Kebudayaan Betawi

Gambus Betawi (Bagian 3)

Gambus Betawi (Bagian 3) – Pada era tahun 1950an gambus demikian banyak digemari dipelosok kampung, Tapi sayang pada masa demokrasi terpimpin itu dimana segala kebudayaan yang di nilai berbau asing di haramkan,  Gambuspun kena Gusur Frekwensi siaran Gambus di RRI dikurangi dari semingu sekali menjadi dua minggu sekali, kemudian sebulan sekali, dan ahirnya di hentikan sama sekali. Karena RRI waktu itu merupan satu-satunya sarana hiburan yang di ikuti masyarakat luas, Penghentian ini berdapak pada kurangnya Orkes Gambus. Undangan ke respsi-resepsi perkawinanpun tidak banyak lagi, dan pada tahun 1960 Gambus mulai surut.

Gambus, pada tahun 1960 penah memudar bintangnya, pada saat kelompok kiri ingin menghabisi segala bentuk kebudayaan dan kesenian yang di nilainya tidak sesuai dengan semangat Revolusi.

Gambus yang sarat dengan nilai-nilai Islam yang waktu itu di cemoohkan PKI kemudian tidak pernah terdengar lagi. Pudarnya Gambus pada waktu itu tidak membuat para musisinya kehilangan kreativitas. Merekapun beralih ke orkes melayu, yang waktu itu sangat di gemari. OG. Al-wardah misalnya membentuk orkes melayu Sinar Medan di bawah pimpian Umar Fauzi Aseran. Sedangkan OG. Alwathon mendirikan OM.Kenangan di bawah pimpinan Husein Aidit. Munif Basuan dan adi karto mendirikan OM. Kelana Ria.  Gambus Al Hilal masih tetap bertahan dengan irama Gambusnya yang bermarkas di Warung Buncit Jakarta Selatan.dan ahirnya Bubar di tahun 1962 .

Memudarnya Gambus ketika itu tidak membuat pesta-pesta terutama untuk golongan menengah kebawah menjadi sepi Karen di isi oleh orkes melayu. Pada saat bersamaan, OM. Sinar Medan berhasil mengorbitkan penyanyi-penyanyi seperti Emma Gangga, A.Haris (lagu kuda kulari) dan Hasna Tahar. Sedangkan OM Kenangan melahirkan penyanyi-penyanyi Johana Satar, Nur seha, dan Husein Aidit. Mereka besama kedua orkes melayu tersebut, hmpir tiap hari meramaikan pesta-pesta perkawinan di berbagai pelosok Jakarta, yang selalu di tonton oleh ribuan warga.

Gambus Betawi (Bagian 3). Pada waktu bersamaan,Film-film India yang kaya dengan lagu menjadi suguhan bioskop-bioskop menengah kebawah. Karena lagi-lagunya sangat di gemaari, maka para penyanyi orkes melayupun turut mendendangkan lagu dari sungai gangga. Mula-mula mereka menyanyi dengan bahasa india, tapi karena menghadapi kesulitan, maka lagu-lagu itu di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.  Kemudian orkes melayupun berganti menjadi Orkes Dangdut.

Pada masa itu pula lahir OM.Chandara lela di bawah pimpinan Husein Bawafi yang banayak membawakan lagu lagu melayu. Orkes ini mengorbitkan almarhum Mashabi.

Setelelah tumbangnya PKI tahun 1966 Mulailah Orkes Gambus bermunculan kembali di Jakarta, di antaranya Al-Hilal, Al-Fatah Pimpinan Rahmat,dengan mengorbitkan penyanyi Rafikoh Datul Wahab, walaupun banyak orkes Gambus bermunculan di Jakarta  setelah itu, seperti Wardatul Usyak Pimpinan Habib Abdurahman Al- Habsy,  Al-Usyak Pimpinan Zein Al-Hadad, El-Madora pimpinan Muchsin Al-Attas. El-Badar Pimpinan Ahmad Vad’ak. Mengorbitkan penyanyi Soraya bin Thalib. Dan orkes Gambus Assabab

Baru    pada tahun 1990an Orkes Gambus Mulai bangkit lagi, kemungkinan di sebabkan banyaknya kelompok Islam dalam berbagai bidang. Pada saat  yang mengangkat gambus  adalah orkes Gambus Arrominia Pimpinan Ahmad Supandi Al-Ghozali. Yang Bermarkas di warung Buncit Jakarta Selatan.Orkes Gambus yang banyak menyuguhkan lagu qasidahan di nilai dapat menyejukan suasana. Lebih-lebih setelah televisi swasta Nasional Swasta banyak menayangkannya. Indosiar,SCTV, RCTI, TPI (MNCTV), AN TV, TV One, Metro TV, dll

Untuk membuktiktikannya Gambus Mulai di gemari di kalangan Atas adalah dengan tampilnya di belasan hotel berbintang seperti Sari Pasifik, Le Meridian,Sahid Hotel, Akasia Hotel, termasuk pada perkawinan pada Reza dan Aji Masaid di masjid Baitul Rachman Gedung DPR Jakarta.

Gambus Betawi (Bagian 3). Tentunya maraknya kembali gambus berdampak pada Penjual kaset, dan sekarang ini banyak artis top yang juga meramaikan orkes Gambus. Tyia subiakto,Cici Paramida, Dewi Yull, Tri Utami, Emilia Contesa, Hamdan ATT, Rhoma Irama, dll.

Karena banyaknya permintaan Musik Gambus di Jakarta ,Sampai saat ini Orkes Gambus sudah terbentuk Puluhan  Group di Jakarta. Adapun Musik Gambus di Jakarta sudah menjadi bagian dari Budaya Betawi.

Alat Musik Gambus Betawi yang di pakai sebagai pengiring di antaranya , Gambus, Biola, Suling, Gendang Dolak (gendang Lontong), Tamborin,Bass,  Akordion, dan saat ini sudah ada tambahan alat music lain, Keybord, Bongo, Darbuka, Gendang Dumbek,dll. (Bersambung Bagian 4)

Check Also

Buaya Buntung

Buaya Buntung

Cerita Rakyat Betawi Diceritakan kembali Oleh Rudy Haryanto Naskah disampaikan untuk mengikuti Sayembara Penulisan Cerita …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *