Hikayat 1000 Dongeng: Hikayat Raja Uswanda Part 1 (Kambing Istimewa Penghasil 40x Lipat Susu) – naskah karangan Muhammad Bakir ini menceritakan khasanah masa lalu yang karyanya disimpan pada arsip Perpustakaan Nasional hingga di luar negeri Belanda, Iran serta Rusia. Muhammad Bakir lahir dan tinggal di Pecenongan, Jakarta tepatnya di Kampung Langgar Tinggi yang aktif mengarang sebuah buku dari tahun 1884-1906.
Muhammad Bakir dan ketiga saudaranya menghasilkan karya tulisan khasanah masa lalu kurang lebih 76 judul. Sebagian besar karya tulisan Muhammad Bakir disimpan di Perpustakaan Nasional. 7 naskah tersimpan di Leiden, Belanda. Dan ada 10-12 karya tulisan yang tersimpan di Leningrad, Rusia.
Pada karya yang berjudul Hikayat Raja Uswanda ini, kata hikayat diceritakan ada seorang pemuda dusun yang memiliki seekor kambing yang bisa menghasilkan susu dengan setara susu dari hasil 40 kambing. Tetapi susu yang melimpah itu tidak menjadikan si pemuda tersebut kaya, dikarenakan hasil susu tersebut hanya sedikit yang ia jual. Produksi susu yang melimpah itu dibagikan secara cuma-cuma ke seluruh tetangganya dengan gratis.
Dan tentunya si pemuda tidak melupakan sang raja nya, setiap pagi ia mengirimkan susu kepada baginda raja yang bernama Raja Uswanda. Setiap pagi Raja Uswanda menikmati secawan susu kambing persembahan kambing yang ia punya. Berbeda dengan susu kambing yang lain, susu kambing milik si pemuda ini jauh lebih lezat rasanya, mempunyai manfaat bisa menyehatkan dan menguatkan badan sesudah meminum susu tersebut.
Pada suatu hari, Raja Uswanda bertanya kepada menterinya.
“Wahai menteriku, susu kambing siapakah yang aku minum setiap pagi? Mengapa rasanya sangatlah berbeda, terasa lebih enak dan sangat menyehatkan.”
“Ya tuan ku syah alam, susu yang paduka minum itu berasal dari kambing milik seorang pemuda dari desa sebelah utara di sebelah hilir dari ibukota kerajaan, baginda.”
“Kalau demikian, aku perintahkan untuk beli lah kambing itu seharga 10 keping perak. Kalau tidak dijual, kita rampas saja kambing nya.” perintah Sang Raja.
“Daulat tuanku, titah paduka, pati junjung tinggi, diatas kepala.” maka kata hikayat secara singkat.
Hikayat 1000 Dongeng: Hikayat Raja Uswanda Part 1. Maka dengan cepat pergilah menteri itu ke desa utara dari ibukota. Tidak lama si menteri sampai dan melihat para tetangga sedang berkerumun menanti pembagian susu, mereka mengantri didepan rumah si pemuda.
“Hei orang dusun, paduka berkenan untuk membeli kambing pelhiaraan mu seharga 5 keping perak.” ujar menteri dari atas kudanya.
Terdengar gumam dari orang-orang yang berkerumun. Dan sudah pasti, jika kambing itu dibeli maka mereka tidak akan mendapatkan lagi susu yang diberikan oleh si pemuda itu.
“Tak masuk akal, kambing sebaik itu hanya dihargai 5 keping perak” terdengar bisik kecil dari para tetangga dan tidak berani berbicara keras didepan sang menteri.
“Ampun tuanku, kambing hamba ini yang hamba beri nama Sabab Aldawah adalah pusaka peninggalan orang tua hamba tuan menteri. Kambing ini menurut usia ayahanda hamba, tidak akan boleh dijual.” tutur si pemuda dengan sopan santun.
Tidak banyak aksi lagi, si menteri tersebut merampas kambing nya secara paksa dan orang-orang yang berkerumun hanya bisa memandang dan tak ada yang berani membantu si pemuda untuk melawan menteri yang merampas kambingnya. Si pemuda hanya bisa diam dan memandang menteri utusan raja yang menyeret kambing nya. Singkat cerita setelah berada si istana, kambing tersebut diberikan kandang istimewa serta diberikan makanan yang istimewa pula. Dengan perlakuan yang sudah istimewa, anehnya si kambing tidak mengeluarkan susu sedikit pun. Sampai pemerah terbaik dan dokter terbaik dikerahkan agar kambing itu bisa menghasilkan susu pada biasanya. Tetapi nyatanya tidak ada yang bisa mengusahakan hal tersebut.
Singkat cerita, sudah setahun lamanya kambing Sabab Aldawah sudah tinggal di istana. Selama itu juga, raja tidak meminum susu yang berkhasiat dan menyehatkan itu. Tubuh raja pun semakin lama semakin melemah dan sakit sakit-an bahkan raja tak mampu bangkit dari tempat tidurnya. Maka kepala menteri, menserukan untuk memanggil para tabib, dukun, dan tukang obat untuk didatangkan ke istana.
Seusai memeriksa baginda Raja Uswanda, tuan-tuan tabib, tuan-tuan dukun dan tukang obat hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Para tabib, dukun dan lain sebagainya memperlihatkan wajah yang sedih dihadapan sang raja.
“Bagaimana kakek dukun, apakah kau dapat mengobati penyakitku?” tanya baginda yang berbaring dengan lemah.
“Ampun tuanku, sungguh berat penyakit paduka ini.” kata tuan-tuan tabib, dukun dan tukang obat.
“Begini baginda, hanya ada satu obat nya tuan ku.” ujar dukun berbarengan para tatib.
“Apa? Cepat katakan kepadaku. Apa obat yang bisa mengobati penyakitku.” rintih sang raja.
“Ampun tuanku baginda, yang dapat menyembuhkan penyakit tuan baginda adalah susu kambing dari kambing bersusu sebanyak 40 ini.” ujar kakek dukun.
“Aa.. apa? Tapi aku memiliki kambing itu.” kata sang raja yang melemah.
“Ampun beribu ampun, lalu kenapa baginda paduka tidak meminum susunya?” Maka kata hikayat, maka berceritalah baginda mengenai kambing tersebut.
Kakek dukun hanya mengangguk angguk. Dan seusai baginda bertutur, ia berkata
“Ampun beribu ampun yang diberikan kepada tuanku paduka. Sesuatu yang didapat dengan cara yang baik akan mendapatkan hasil yang baik bula. Begitupun sebaliknya sesuatu yang didapat dengan cara yang buruk akan menghasilkan yang buruk pula. Itulah sebabnya baginda, inilah baginda seperti dongeng yang hamba dengar beberapa waktu lalu.” ujar si kakek dukun.
“Ceritakan dongeng itu kepadaku.” minta sang raja.
“Baiklah baginda.” maka berceritalah kakek dukun tersebut dihadapan baginda raja.
Baca Selanjutnya: Hikayat 1000 Dongeng: Hikayat Raja Uswanda Part 2 (Kendi Ajaib)
Pembaca naskah: Yahya Andi Saputra (Pengurus Lembaga Kebudayaan Betawi).
Kunjungi Podcast Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB): https://open.spotify.com/episode/5eNviZkmJErdUktKt0NbIx?si=GYtSDmTaS_WI-IentA2a3w