Hikayat 1000 Dongeng: Hikayat Raja Uswanda

Hikayat 1000 Dongeng: Hikayat Raja Uswanda Part 2 (Kendi Ajaib)

Hikayat 1000 Dongeng: Hikayat Raja Uswanda Part 2 (Kendi Ajaib) -Naskah karya Muhammad Bakir yang ditulis pada masa akhir abad-19 pada part 2 ini berjudul “Kendi Ajaib”. Syahdan kata yang mempunyai cerita, di sebuah gunung  tersebutlah ada seorang pertapa tua yang sudah 40 tahun lamanya ia bertapa. Selama ini ia belum memperoleh apapun dari yang ia cita-citakan.

Suatu malam, pertapa itu terjaga dan sadar di hadapannya berdiri seorang berjubah putih yang di tangannya memegang sebuah kendi.

“Hai, pertapa. Sudahilah bertapa mu, ini terimalah kendi ini dengan niat baik yang ada pada dirimu. Kendi ini dapat memberi apa pun yang kamu inginkan.”

Setelah berkata seperti itu, orang tua berjubah putih tersenyap dan hanya kendi yang tertinggal di hadapan si pertapa itu. Ia pandangi kendi itu dan diraihnya sehingga bersyukur kepada yang maha kuasa.

“Mungkin inilah salah satu jawaban dari kehendak keinginanku untuk bertapa.” ia berkata demikian dalam hatinya. Singkat cerita, keesokan harinya sebelum matahari terbit sang pertapa telah meninggalkan pegunungan yang telah 40 tahun ia tinggali itu. Ia berjalan turun gunung memasuki dari desa atu ke desa lainnya. Hari semakin siang semakin panas, udara tentu saja tidak bersahabat. Maka dari itu, ia beristirahat sejenak di bawah teduhan pohon dengan rasa sangat kehauan dan dahaga. Maka dikeluarkannya lah kendi yang diberikan orang tua berjubah putih di tempat dimana ia bertapa. Tentu saja kendi itu bohong, tidak ada isinya.

“Alangkah bahagia nya aku ketika panas dan haus seperti ini ada segelas air.” Didalam hatinya ia berkata dan meminta.

Dan tiba-tiba keluarlah air sejuk yang menyegarkan dari kenda itu, dan segera si pertapa meminumnya. Ketika badannya sudah terasa segar, pertapa itu pun kembali melanjutkan perjalanan nya. Kata hikayat cerita, sesampainya di sebuah desa si pertapa itu berjumpa dengan seorang pria yang berjalan dengan tergesa-gesa.

“Wahai tuan, hendak kemana kah tuan ini? Sehingga begitu tergesa-gesa.” sapa si pertapa kepada pria di desa itu.

“I.. Iya..a kakek, aku sangat terburu-buru. Hamba sedang mencari segelas madu, dimana kiranya hamba bisa mendapatkan madu. Anak hamba masih bayi sedang sakit panas di rumah. Jika hamba tidak mendapatkan madu, kemungkinan anak hamba tidak akan selamat wahai kakek..” jawab pria tersebut.

“Sudah lah tuan, ini terima lah madu dari aku.” dan dari dalam kendinya, pertapa mengeluarkan segelas madu untuk si pria dari desa itu. Dan tentu saja, sangat berterima kasih nya si pria itu karena ia sangat membutuhkan madu itu untuk anak nya yang sedang sakit.

“Bahwa ada seorang baik hati dan luar biasa yang mempunyai kendi ajaib bisa mengeluarkan madu dari kendinya.“ ungkap rasa berterimakasih nya si pria sambil berteriak dihadapan si pertapa.

Singkat cerita, kembali si pertapa itu berjalan memasuki hutan dan sampailah ia di pintu gerbang sebuah kota. Tetapi disitu ia bertemu dengan seorang anak yang juga sedang seolah-olah kebingunan dan sedih.

“Wahai cucuku, hendak kemana nya kah gerangan kiranya engkau ini? Kenapa wajah mu begitu sedihnya.” tanya sang pertapa.

“Kakek, a.. aku diperintahkan mencari segelas nira, ibuku sedang sakit di rumah. Ia membutuhkan nira untuk obat, kek..” jawab anak itu.

“Cucuku, mari sini. Jangan kau pergi terlalu jauh untuk mencari nira. Ini terimalah nira dari aku, segeralah kau bawa pulang dan beri ini untuk ibumu. Semoga ibumu cepat sehat dan sembuh dari sakitnya.” ujar pertapa.

Maka dikeluarkanlah satu gelas nira dari kendi ajaib yang dimiliki. Kata hikayat, sentu saja anak itu begitu gembiranya dan mengucapkan terima kasih kepada pertapa itu. Dan sambil ia berjalan pulang membawa segelas nira, ia berteriak-teriak gembira bahwa ada orang yang baik hati memiliki kendi ajaib bisa mengeluarkan nira yang dibutuhkan oleh ibunya yang sedang sakit.

Hikayat 1000 Dongeng: Hikayat Raja Uswanda Part 2 (Kendi Ajaib). Singkat cerita, perihal seorang pertapa yang mempunyai kendi ajaib tersebar kemana-mana. Dari mulut ke mulut, orang-orang ingin tahu cerita sebenarnya. Dan tentu saja didengar sampai ke raja di kota itu. Raja itu bernama Raja Hasinawa, dan ia ingin memiliki kendi itu dan memerintahkan menteri dan punggawa untuk mencari pertapa tua itu yang memiliki kendi ajaib itu. Tentu saja, tidak susah mencari orang tua yang sedang membawa kendi, segera sang pertapa ditemui menteri dan punggawa untuk bertemu menghadap Raja Hasinawa di kerajaan.

“Hai pertapa, benarkah kendi mu ini dapat memberikan apa saja yang diminta?” sapa baginda raja.

“Daulat tuanku, demikian adanya dari pengalaman baginda.” jawab si pertapa.

“Baiklah aku perintahkan kepadamu wahai orang tua, suruh kendi mu itu mengeluarkan satu cawan khamr.” perintah baginda tegas.

Maka sang pertapa tua itu berusaha meminta kendi nya untuk mengeluarkan secawan khamr yang diminta oleh raja. Tetapi sampai berkali-kali kendi itu diminta, tidak setetes pun mengeluarkan apa yang raja minta.

“Hei pertapa tua, mengapa kendimu tidak memberikan apa yang kamu minta? Hah?” ucap raja.

“Maaf baginda, mengapa baginda sangat ingin tahu rahasia kendi ini?” tanya pertapa.

“Karena aku disini adalah raja, aku ingin memiliki kendi ajaib mu itu. Paham kamu?” saut sang raja.

“Ampun baginda, itulah baginda. Kendi ini hanya memberi apa yang kita minta dengan niat ikhlas dan baik baginda.” sembahnya si pertapa. Wajah raja hasiniwa memerah karena marah.

“Apabila ada niat buruk, setitik air asin pun tidak akan keluar dari kendi ajaib milikku ini baginda. Ini mengingatkan hamba pada sebuah dongeng pada dahulu kala baginda.”

“Dongeng? Ceritakan lah dongeng itu kepada ku, cepat.” ujar baginda.

“Ba.. baik.. lah tuanku..” maka berceritalah pertapa itu didepan Raja Hasinawa

Baca Selanjutnya : Hikayat 1000 Dongeng: Hikayat Raja Uswanda Part 3 (Perjaka Tua dan Paso)

 

Pembaca naskah: Yahya Andi Saputra (Pengurus Lembaga Kebudayaan Betawi).

Kunjungi Podcast Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB): https://open.spotify.com/episode/67OdeFBb98UqjSsFwQxz5j

Check Also

Makruf Tukang Sol Sepatu (Tamat)

Makruf Tukang Sol Sepatu (Tamat)

Pengantar – Di ranah kesenian Betawi ada istilah Tukang Gesah yang tiada lain adalah Tukang …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *