Oleh : Tim Litbang Lembaga Kebudayaan Betawi
LAKON LELUHUR PANDAWA (Bagian6) – Karena bingung menangislah Purasara. Semar membujuknya. Lalu Semar dan Garubug membuat api unggun dan membakar dupa, setanggi dan gaharu. Keduanya memuja dewata memohon petunjuk. Tak lama muncullah empat bayi.
Purasara menanyai keempat bayi itu. Ternyata mereka anak dari air mani Purasara. Yang tertua bernama Gandamanah, asalnya dari bau badan sang dewi. Yang kedua bernama Seta, asalnya dari belatung-belatung di tubuh Dewi Rara Amis. Yang ketiga dan keempat bernama Kencaka dan Kencakarupa, mereka berasal dari badan perahu kencana.
Suka citalah Dewi Rara Amis, ia mendapat empat putra sekaligus. Lalu mereka berjalan ke Negeri Warta. Keempat bayi itu dibawa untuk dipersembahkan pada Maharaja Wangsapati.
Sesampainya di Negeri Warta suka citalah seluruh negeri. Segera keduanya dinikahkan. Purasara bahkan akan menjadi pengganti Wangsapati.
Sewaktu Dewi Rara Amis hamil, Purasara mengajaknya pulang ke Saputra Angga. Sesampainya di Saputra Angga, Sentanu telah beroleh tiga putra. Mereka adalah Dewa Barata, Citra Anggada dan Citra Sena.
Setelah beberapa lama tinggal di Saputra Angga, keempat putra Purasara dikirim berguru ke Gunung Indrakila, pada Begawan Sukma Parasu. Sementara itu Purasara pun kembali bertapa ke Gunung Parasu.
Tahta Saputra Angga kembali dititipkan pada Sentanu, demikian pula Dewi Rara Amis. Diam-diam Sentanu menaruh hati pada Rara Amis.
Sejak kepergian Purasara, seringlah Sentanu mengunjungi Rara Amis. la berusaha merayu-rayu kakak iparnya itu. Hampir Rara Amis tergoda, ia mau dengan syarat kerajaan Saputra Angga diserahkan padanya.
Pembicaraan itu didengar Dewa Barata. Murkalah pangeran itu. Tanpa sepengetahuan ayahnya ia mendatangi Rara Amis. la ingin membunuhnya, namun dicegah oleh Semar
Semar dan Garubug lalu membawa lari Rara Amis. Sang Dewi yang tengah hamil itu dibawa ke Gunung Parasu, menemui sang suami.
Dari hasil tapanya Purasara mendapat keris pancaroba. Datanglah Sentanu, ia mabuk kepayang. Tanpa perduli keadaan ia langsung mengejar Dewi Rara Amis. Murkalah Purasara. Ia lalu menantang Sentanu berperang.
LAKON LELUHUR PANDAWA (Bagian6). Bertarunglah Sentanu dan Purasara di sebuah padang. Dewi Rara Amis dan kedua kedayannya menunggu di gunung. Demikian lamanya Puarasara dan Sentanu bertarung, lahirlah putra Rara Amis. Anak itu dinamakan Gangga Suta dan bergelar Abyasa.
Pertarungan Purasara dan Sentanu baru berhenti setelah dilerai Batara Narada. Sentanu menyesal dan memohon ampun. Purasara lalu menyerahkan Saputra Angga pada adiknya itu.
Purasara dan istrinya lalu pulang ke Warta. Tak lama ia diangkat menjadi raja di negeri itu. Wangsapati dan istrinya telah mangkat.
Setelah beberapa lama Abyasa lalu dikirim berguru ke Indrakila. Setelah itu Purasara menjadi Begawan di Gunung Parasu. Tetapi Rara Amis tetap di istana menunggu Abyasa sampai cukup umur.
Sementara itu Sentanu dan istrinya pun pergi ke gunung Mahameru menjadi Begawan. Tahta diserahkan pada Dewa Barata. Namun Dewa Barata merasa belum mampu memimpin negeri.
Pergilah Dewa Barata ke Warta. Ia bermaksud menitipkan tahta pada Purasara. Ternyata di sana yang ditemuinya hanya Dewi Rara Amis. Dewa Barata memohon ampun atas kesalahannya pada Rara Amis. Ia meminta sang dewi duduk di tahta Saputra Angga. (Bersambung Bagian 7)