LAKON LELUHUR PANDAWA (Bagian9)

LAKON LELUHUR PANDAWA (Bagian9)

Oleh : Tim Litbang Lembaga Kebudayaan Betawi

LAKON LELUHUR PANDAWA (Bagian9) – Kemudian Batara Guru memberi mereka pusaka-pusaka. Destarata mendapat ilmu ajian-ajian, sedang Widura mendapat kitab kebajikan dan kitab hitungan-hitungan baik-buruk dan masa depan. Pandu mendapat anak panah bermata tiga bernama lembing trisula dan keris pancaroba.

Karena Pandu yang mendapat pusaka berupa senjata, ia harus bertarung melawan Prabu Naga Kilat. Destarata dan Widura menunggu di kayangan Destarata sangat mengkhawatirkan Pandu, ia ingin ikut menyertainya berperang namun dicegah.

Pandu Dewanatah keluar menghadapi Prabu Naga Kilat. Pertarungan sengit terjadi.walau memiliki pusaka-pusaka sakti, Pandu sama sekali tak berpengalaman berkelahi. Pertarungan pun menjadi sangat lama. Berkali-kali Pandu nyaris kalah.

Pandu Destarata yang menunggu menjadi kian khawatir. Walau telah dicegah namun diam-diam ia keluar hendak menyertai adiknya bertarung. Destarata keluar melalui gorong-gorong. Sekeluarnya dari gorong-gorong Destarata yang buta berjalan tanpa tahu arah, ia pun tersesat di dalam hutan.

Selagi Pandu Destarata berputar-putar tanpa arah, lewatlah Dewa Ruci. Pedih hati Dewa Ruci melihat keadaan Destarata. Ia lalu menghampiri satria itu. Dewa ruci kemudian memberinya Ajian Bayu Kuwiti. Dengan ajian itu Destarata dapat mencandra alam sekelilingnya, hingga ia tak lagi membutuhkan orang untuk menuntunnya.

Sementara Destarata pulang kembali ke kayangan, Pandu telah membunuh Prabu Naga Kilat dengan Lembing Trisula. Suka citalah para batara.

Batara Narada lalu menitahkan Garubug dan Cemuris mengantar ketiga anak itu ke Astina. Namun Garubug takut karena ketiga anak itu bercacat. Batara Guru mengatakan cacat itu bukan disebabkan oleh Prabu Naga Kilat, itu memang sudah takdir mereka akibat supata Abyasa.

Kembalinya Destarata dan adik-adiknya ke Astina disambut dengan gegap gempita. Kini Astina memiliki pewaris tahta. Sungguh suka cita hati Dewi Rara Amis.

Tersebutlah sebuah kerajaan bernama Widara Kendang, rajanya bernama Maharaja Prabu Basu Kuwiti. Sang Prabu memiliki tiga orang anak. Putra tertua bernama Basudewa, yang kedua Dewi Kunti Tilabarata dan yang bungsu bernama Arya Prabu.

Prabu Basu Kuwiti memiliki seorang patih dan seorang demang yang sangat terpercaya. Patih itu bernama Jaya Sedapa, sedang demangnya bernama Jaya Gupa.

Prabu Basu Kuwiti tak ingin putrinya yang telah remaja itu dilihat laki-laki. Maka ia menitahkan Arya Prabu membawa Dewi Kunti ke Pulau Kencanah. Di pulau itu sang dewi hanya tinggal bersama dayang-dayangnya. Sebelum meninggalkan kakaknya, Arya Prabu meninggalkan sebuah kitab ilmu-ilmu kesaktian.

LAKON LELUHUR PANDAWA (Bagian9). Di pulau itu setiap hari Dewi Kunti mempelajari kitab kesaktian itu. Sudah banyak ajian-ajian yang ia kuasai. Suatu malam saat para dayang telah tidur, Dewi Kunti membaca kitabnya keras-keras.

Demikian kerasnya Dewi Kunti membaca, suaranya terdengar oleh Batara Surya di bumi lapis ke tujuh. Batara Surya bangkit dan mendapatkan sang dewi. Sang batara menegurnya, bahwa tidak layak membaca kitab kesaktian keras-keras.

Setelah memperingatkan Dewi Kunti, Batara Surya lalu memberinya ajian Bala Sangar. Dengan ajian ini sang dewi bisa mendapatkan anak yang memiliki sifat seperti dewa apa saja ayang diinginkan. Pantangannya, Aji Bala Sangar tak boleh dibaca sambil berbaring atau saat rambut terurai. (Bersambung Bagian 10)

Pencarian Berdasarkan Kata Kunciangkara dan keris pancaroba,https://www kebudayaanbetawi com/tag/keris-pancaroba/

Check Also

LAKON MAHARAJA GAREBEG JAGAT (Bagian 12)

LAKON MAHARAJA GAREBEG JAGAT (Bagian 11)

Maharaja Garebeg Jagat – Tersebutlah seorang Penyalin dan Pengarang Sastra Melayu di Tanah Betawi pada …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *