Oleh : Tim Litbang Lembaga Kebudayaan Betawi
LAKON LELUHUR PANDAWA (Bagian10) – Sungguh suka cita hati dewi Kunti. Kini Tak tahan hati sang dewi, ia ingin sekali merapal ajian barunya itu, namun ia memiliki satu ajian yang ampuh. takut.
Suatu pagi, saat dewi Kunti baru terjaga dari peraduannya, ia tak mampu menahan diri lagi. Maka dengan lirih ia membisikkan Aji Bala Sangar. Walau sangat lirih namun ajian itu membuat sang surya yang baru bangkit tersentak.
Turunlah Batara Surya menghampiri Dewi Kunti. Setelah diperingatkan, menangislah Kunti. Ia tak sengaja membaca ajian itu, namun karena telah terucap, ja tetap harus hamil. Mengenai melahirkannya, tak perlu melalui tempat seharusnya, melalui telinga pun bisa.
Bingunglah Dewi Kunti. Apa lagi sejak itu perutnya kian membesar. Para dayang-dayangnya ketakutan, sebab kalau diketahui Prabu Basu Kuwiti, tentu para dayang itu akan dihukum mati.
Syahdan saat itu Prabu basu Kuwiti memutuskan untuk mencarikan jodoh bagi putrinya. Sampai saat itu memang belum ada yang melamar Dewi Kunti, sebab tak seorang pria pun yang pernah melihatnya. Maka Prabu Basu Kuwiti akan mengadakan sayembara memperebutkan sang dewi.
Prabu Basu Kuwiti menitahkan Basudewa dan Arya Prabu menyebar surat undangan sayembara ke berbagai negeri. Maka surat undangan bertanggal 15 Jumadil Akhir 1307 itu dibawa Basudewa ke arah timur, sedang Arya Prabu membawa ke arah barat. Mereka berpisah di perempatan, apabila Arya Prabu pulang lebih dahulu ia harus menancapkan lidi di perempatan itu. Sedang jika Arya Prabu tiba di sana dan melihat lidi tertancap, tandanya Basudewa telah lebih dulu tiba. Basudewa membawa banyak surat, Arya Prabu hanya membawa selembar.
Jauh Arya Prabu berjalan, tibalah ia di Astina. la segera menghadap Begawan Abyasa yang menjadi raja di sana. Saat itu Begawan Abyasa tengah dihadap ketiga putranya. Begitu melihat Pandu, Arya Prabu terkesan oleh ketampanannya.
Setelah menyerahkan surat itu Arya Prabu pulang. Dalam perjalanan ia selalu teringat Pandu. Pikirnya tak ada lagi yang lebih pantas bagi Dewi kunti selain Pandu. Karena berjalan sambil melamun Arya Prabu tersandung, lupalah ia pada nama Pandu, bahkan nama negerinya pun ia tak ingat.
Beberapa lama Arya Prabu berpikir keras, namun ia tak juga dapat mengingat nama Pandu dan nama negerinya. Hendak kembali untuk bertanya sudah jauh, akhimya Arya Prabu memutuskan untuk pulang.
LAKON LELUHUR PANDAWA (Bagian10). Setiba di Widara Kendang, Arya Prabu mendapat murka dari ayahanda karena ia hanya mengirimkan selembar surat saja ia ingat kepada siapa ia mengirimkannya. Sedang Basudewa yang mengirim banyak surat iangat semua orang yang dijumpainya. Arya Prabu mohon ampun, ia kalau orang itu tak datang. akan menyusul
Berangkatlah Prabu Basu Kuwiti ke Pulau Kencanah untuk mengambil Dewi kunti. Alangkah terkejutnya sang prabu saat mendapati putrinya hamil. Sedang putrinya mengaku tak pernah berjumpa dengan pria mana pun.
Nyaris saja dewi Kunti dibunuh ayahandanya. Beruntung Batara Surya datang mencegah. Sang Batara menjelaskan duduk perkaranya. Sang prabu pun maklum. Dewi Kunti melahirkan bayi melalui telinga, dinamai Karna, dihanyutkan di Sungai gangga.
Syahdan Abyasa bersama Pandu dan Semar serta Garubug berangkat ke Widara Kendang. Karena tak tahu jalan mereka tersesat. Setelah berputar-putar keempatnya memasuki taman Banjaran Sari.
Di taman Banjaran Saru, Abyasa, Pandu dan kedua kedayannya menemukan sebuah pemandian. Abyasa mengajak putra dan kedayannya mandi. (Bersambung Bagian 11)