Kunjungan Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia UNJ

Kunjungan Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia UNJ

 

Lebih dari 20 orang mahasiswa yang mengikuti kelas Tradisi Lisan di Program Studi Sastra Indonesia UNJ mengunjungi Lembaga Kebudayaan Betawi pada Jumat, 11 Oktober 2024. Para mahasiswa datang berkunjung dengan tujuan mendapat wawasan mengenai tradisi lisan yang ada di Betawi langsung dari pakar tradisi lisan Betawi di LKB yaitu Yahya Andi Saputra.

Kunjungan Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia UNJ

Pada diskusi tersebut, Bang Yahya menjelaskan bahwa tanah Jakarta telah dihuni oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Data tertulis tertua mengenai keberadaan kelompok masyarakat di Jakarta yang telah memiliki kebudayaan dapat dibaca pada beberapa hasil kajian sejarawan. Misalnya, dalam buku Penelusuran Sejarah Jawa Barat yang ditulis oleh Saleh Danasasmita diuraikan mengenai eksistensi Kerajaan Salakanagara yang berlokasi di sekitar Kali Tirem, Jakarta Utara yang telah berdiri sejak tahun 132 masehi. Cikal bakal kerajaan ini adalah adanya kepemimpinan oleh Aki Tirem. Diuraikan bahwa Aki Tirem mengelola kawasan sekitar Kali Tirem sehingga menjadi kawasan yang makmur.

Kemakmuran kawasan Kali Tirem mengundang kedatangan para perompak. Aki Tirem dan pengikutnya kewalahan menghadapi kebengisan perompak hingga akhirnya ia meminta bantuan orang dari utara. Karena bantuan orang dari utara itu, kawasan Kali Tirem menjadi aman sentosa. Pemimpin orang dari utara yang kemudian dikenal dengan nama Dewawarman dinikahkan dengan putri Aki Tirem yaitu Larasati. Setelah jadi menantu, Dewawarman kemudian diamanahkan untuk mengelola kawasan Kali Tirem hingga akhirnya mendirikan sebuah kerajaan dengan nama Salakanagara. Itulah keberadaan masyarakat berbudaya tertua yang menempati kawasan Jakarta dan sekitarnya.

Selain meluruskan tentang awal mula pertumbuhan orang Betawi di tanah Jakarta, Yahya Andi Saputra juga menerangkan tentang beberapa tradisi yang ada di Betawi, seperti Lenong, Gambang Kromong, dan Tanjidor. Beliau menjelaskan bahwa tradisi yang ada di Betawi sangatlah kaya. Percampuran antar budaya masyarakat yang ada di tanah Jakarta sejak masa lampau menghasilkan bentuk kebudayaan baru milik masyarakat Betawi yang sudah tidak bisa dipecah atau dipisahkan menjadi bentuk semula seperti sebelum mengalami pencampuran.

Diskusi ini memantik beberapa pertanyaan dari mahasiswa terkait bagaimana pengaruh budaya asing terhadap budaya masyarakat Betawi, mengingat bahwa Jakarta sejak dahulu merupakan kota global yang telah disinggahi manusia dari berbagai belahan dunia. (Anis)

Check Also

Kemeriahan Malam Apresiasi WBTb Indonesia 2024

Kemeriahan Malam Apresiasi WBTb Indonesia 2024

  Kebudayaanbetawi.com Suasana Malam Apresiasi Warisan Budaya Indonesia 2024 yang diadakan di Kawasan Kota Tua …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *