kebudayaan betawi – Kiat Lengkap Membuat Pantun Betawi Bisa Dipelajari Siapapun, Bagaimana membuat pantun sesuai dengan pedoman pada umumnya termasuk salah satunya pantun betawi. Pantun memiliki fungsi sebgai alat komunikasi diberbagai peristiwa sosial, masyarakat, moral, keadilan sejarah. Menurut Budayawan Betawi Yahya Andi Saputra mengatakan didalam masyarakat melayu ibarat sepeti gigi dan gusi, bisa dikatakan rohnya menyatu di dalam masyarakat.
“Masyarakat pantun adalah melayu, melayu adalah masyarakat pantun,”kata Yahya
Kiat Lengkap Membuat Pantun Betawi, Bagaimana cara membuat pantun, pantun yang dibuat tentu memiliki pedoman. Dengan memiliki empat baris yang terbagi menjadi dua baris sampiran, dua baris isi. Dalam sebuah pantun satu baris sebanyak empat sampai lima kata.
Didalam setiap baris terdapat suku kata sebanyak 8-12 suku kata. Ada pantun kuntet atau karmina. Karmina adalah pantun dua baris. Sebagai contoh
“Ikan sepat, ikan gabus
makin cepat, makin bagus”
Kiat kali ini yang disebutkan oleh Yahya adalah membuat pantun dengan empat baris. Yahya menjelaskan, dua sampiran, dua baris isi, yang terdiri dari empat sampai lima kata dan suku kata setiap baris 8 – 12 suku kata.
Pengertian sampiran adalah unsur yang membayangi atau unsur mengantarkan isi. Adapun jenis unsur dalam pantun diantaranya flora ( tumbuhan ), fauna (alam) atau alam dan ssekitarnya. “bayang – bayang yang masuk ke dalam pantun, selain itu sebagai pedoman ada yang namanya rima,”ucap Yahya.
Rima adalah persamaan bunyi diakhir kata atau kalimat pada akhir satu baris yang bentuknya a, b, a, b. Untuk pantun betawi bisa digunakan persamaan bunyi diakhir kata atau kalimat yakni a, a, a, a.
“Yang perlu diperhatikan adalah ada jenis – jenis rima, rima penuh terbagi rima awal dan rima akhir. Rima tengah, rima akhir,”ucap Yahya.
Sebagai contoh rima penuh dalam pantun klasik yaitu
Berakit rakit ke hulu
Berenang – renang ketepian
Bersakit – sakit dahulu
Bersenang -senang kemudian
Maksud dari pantun di atas adalah upaya yang dilakukan manusia dalam berusaha, memiliki makna apabila ingin sukses bersakit sakit dahulu bersenang kemudian dengan usaha yang dilakukan.
Ia menambahkan sebagai contoh di atas dibaris pertama adalah sampiran, sementara baris yang ketiga adalah isi. Pertama berakit-rakit ke hulu, pada baris pertama kata rakit “kit”, pada baris ketiga kata sakit “kit”. Baris pertama hulu “lu” menjadi dahulu “lu” pada baris ketiga. Sementara baris kedua sampiran dan isinya di baris keempat. Berenang “ang” menjadi senang “ang”. Kata tepian “an” menjadi kemuidan “an”.
Sementara itu untuk pantun rima tengah dan akhir, yang biasa digunakan dalam pantun betawi.
Kue bolu kue rengginang
Roti roti dalam ketampa
Dari dulu sudah saya bilang
Setengah hati buatlah apa
Yahya menjelaskan pada baris pertama kata bolu “lu” dan dulu”lu” dan pada baris kedua kata roti “ti”, ketampa “pa” kemudian baris keempat hati “ti” dan terakhir apa “pa”. itulah contoh dari rima tengah dan akhir. Dalam pantun tersebut ada istilah rima yang digunakan bisa disebut pintu masuk atau pengantar.
Dia mengatakan, pantun memiliki tujan dan makna dalam bahasa pantun ada seperti sindiran, ungkapan. Maksud dari pantun di atas adalah kata Yahya, berkomunikasi dengan sopan dan santun melalui ungkapan pantun.
Dalam masyarakat betawi pantun dipakai pada acara buka palang pintu. Dahulu buka palang pintu disebut juga sapun atau nyapun merupakan bahasa betawi klasik. Sapun memiliki arti berkomunikasi dengan sopan dan santun.
Yahya mengatakan komunikasi yang bisa diungkapkan dalam bentuk pantun. Pada buka palang pintu yang dimaksud biasanya calon memplai pria merayu calon perempuaan dengan ungkapan pantun.
Sebagai contoh yang biasa digunakan pantun buka palang pintu,
Kalau tidak karena matahari
Bakalan kembang berseri
Kalau bukan rumah tuan puteri dimari
Tidak bakalan saya dan rombongan datang kemari
Pantun ini termasuk jenis rima akhiran “ri” sama dengan akhiran a, a, a, a . Jadi untuk pantun betawi ada bentuk rima jenis a, b, a, b. Mari membuat pantun sesuai dengan pedoman dengan baik dan benar.
Penulis : Ahmad Baihaki