kebudayaan betawi.com – Ismail Marzuki dalam Syair
Karya: Yahya Andi Saputra
Syair Pahlawan Dari Kwitang
bismillah itu awal berkata
menyembah Allah RasulNya jua
saya mengisah satu cerita
anak Betawi cerdas mulia
menyembah Allah RasulNya jua
anak Betawi cerdas mulia
marilah tengok tempat lahirnya
kampung Kwitang di tengah kota
Syair Pahlawan Dari Kwitang
kampung Kwitang kampung biasa
di situ lahir anak manusia
sebelas Maret 1914 itu tahunnya
Ismail Marzuki dibenum namanya
Marzuki Seran nama ayahnya
ibunya Salehah wafat melahirkannya
bersama ayahnya berdua saja
mengisi hari menapaki dunia
ayahnya perintah sekolah mengaji
kepada Habil Ali Alhabsy
sebab begitu patut Betawi
cari duniawi rebut ukhrawi
Syair Pahlawan Dari Kwitang
oleh kawannya dipanggil Maing
mungin pantas lantaran ceking
jika menyanyi suara melengking
mengikut alun biola dan suling
ayahnya pandai memain musik
itu sebab belajarnya gasik
di depan mesin omong duduk asyik
mendengar irama populer dan klasik
waktu remaja berlajarnya giat
maenin musik rupa-rupa alat
hari ke hari mangkin meningkat
lagu syair pun hebat memikat
Syair Pahlawan Dari Kwitang
masuk umur tujuh belasan
lagu O Sarinah diciptakan
itulah awal lagu digubahkan
seterusnya berkarya tiada tertahankan
Maing mencorong dikenal orang
bersama Lief Java terang benderang
biola, saksofon, harmonium, gendang
mahir dimainkan tiada kepalang
pemancar NIROM lantas didirikan
Lief Java mengudara saban pekan
Maing berkarya mengambil peran
banyak lagu lantas diciptakan
Ali Baba Ruma, Ohle le di Kuta Raja
Ya Aini, My Hula-Hula Girl juga dicipta
Bunga Mawar dari Kayangan banyak disuka
Duduk Termenung demikian juga
Panon Hideung digubah diaransmen
juga Als de Orchideen Bloeien
Bang Maing moncer kian keren
gambaran cinta menjadi permanen
cinta Bang Maing tak sembarangan
juga cintanya kepada gadis Priangan
Eulis Zuraidah cinta ditumpahkan
itulah istri paling dibanggakan
kaum nasionalis bergerak di berbagai lapangan
Bang Maing pun turun tak ketinggalan
syair dan lagu perjuangan diciptakan
persembahan kepada kawan seperjuangan
Kalau Melati Mekar Setangkai
Kembang Rampai dari Bali gemulai
mengalun di udara bagai membelai
rasa seriosa agar tiada lalai
semangat nasionalisme makin nyata
dengarlah Rayuan Pulau Kelapa
Bisikan Tanah Air Gagah Perwira
juga Indonesia Tanah Pusaka
lagu Bang Maing dicurigai
ketika Jepang menjajah di sini
tapi Bang Maing tidak ambil peduli
lagu diciptakan cinta pertiwi
proklamsi tanda kemerdekaan kita
Sukarno-Hatta berdiri paling muka
revolusi bergejolak di mana-mana
Selamat Jalan Pahlawan Muda
Jakarta dihantam dihujani mortir
rakyat belingsatan kucar-kacir
Bang Maing mengungsi menyingkir
Bandung tempat aman dia berpikir
Bandung pun bergolak tidak aman
Jauh di Mata di Hati Jangan
Halo-Halo Bandung diciptakan
agar keberanian dijaga dipertahankan
jika malam muncul kerinduan
Bang Maing bereaksi penuh pergumulan
Bandung Seatan di Waktu Malam dikenangkan
Sapu Tangan Dari Bandung Selatan dikumandangkan
revolusi terus memainkan aksi
rakyat bergerilya juga mengungsi
ada Gugur Bunga yang ditangisi
juga Melati di Tapal Batas Bekasi
rakyat bergerilya juga mengungsi
Ke Medan Jaya mereka pergi
bak Tinggi Gunung Seribu Janji
demi Indonesia Pusaka nan sakti
meski berjiwa nasionalis sejati
Bang Main romantis sekali
Sepasang Mata Bola yang jeli
juga Juwita Malam penuh khayali
begitu pun Wanita dijunjung tingi
diungkap pada Sampul Surat asli
Sabda Alam menegaskan cinta azali
penegasan Rindu Lukisan ilahiyyati
memuliakan perempuan seperti Aryati
Oh Kopral Jono yang berani mati
Sersan Mayorku yang berhati nurani
dijunjung mulia tiada henti
menjaga silaturrahimi sepanjang waktu
Irian Samba Bandaneira disapanya selalu
Kasim Baba dibikinkan lagu
bagai Oh Angin Sampaikan Salamku
Bang Maing komponis sejati
sekitar 204 lagu ditulis dengan hati
persembahan bagi negeri yang dicintai
Indonesia Pusaka ibu pertiwi
dalam derita paru-paru menggerogoti
Bang maing mencipta tiada berhenti
ingat Kunang-Kungan dan Candra Buana yang sakti
di ujungnya Inikah Bahagia yang hakiki
11 Mai 1914 menyongsong matahari
25 Mai 1958 menutup hari
Bang Maing wafat berkalang bumi
Karet Bivak persemayaman abadi
Syair Pahlawan Dari Kwitang
Bang Maing abang yang kami cintai
karya lagumu obat bagi kami
cinta sesama menjadi mesti
cinta negeri sungguh fardu aini
karya lagumu obat bagi kami
membekal generasi masa kini
kidung penuh cinta abadi
modal kami membangun negeri
wahai Tuhan Rabbul Izzati
tiada sesuatu dipinta bagi abang kami
ampunkan dosa Ismail Marzuki
lapang legakan kubur penuh melati
ya Rabbana ya Ilahi
sepanjang hidup abang kami
tiada henti bakti-berbakti
tempatkanlah di surga mulia tinggi
ya Allah biha ya Allah biha
ya Allah bihusnil khatimah
ya Allah biha ya Allah biha
ya Allah bihusnil khatimah
Jakarta, 10 November 2019