Hikayat 1000 Dongeng: Hikayat Raja Uswanda Part 3 (Perjaka Tua dan Paso) -Naskah karya Muhammad Bakir yang ditulis pada masa akhir abad-19 pada part 3 ini berjudul “Perjaka Tua dan Paso”. Pada suatu masa hidup seorang lelaki bernama Asyiq Pertala, lelaki ini pengangguran maka dari itu hidup ia miskin dan pas-pasan. Karena miskin nya itu lah, ia belum mempunyai isteri walaupun umurnya suduh cukup tua. Dan ia sering dipanggil si perjaka tua.
Suatu hari ia melamun dan berhayal,
“Seandainya aku mempunyai isteri, dihari yang sepi dan angin yang bertiup sepoy sepoy seperti sekarang ini tentu saja aku tengah berkasih-kasih dengan aku punya isteri yang cantik jelita dan harum itu.” demikian hayal Asyiq Pertala.
Saat sedang berhayal itu, tiba-tiba terdengar pintu diketuk yang diiringi ucapan salam.
“Assalamualaikum..”
“Waalaikumsalam” segera Asyiq Pertala bangkit dari duduknya dan membukakan pintu.
Tampak seorang pria berdiri dihadapan dirinya dan membawa dua buah paso, atau sama saja seperti guci.
“Ada apa gerangan tuan datang kerumah hamba yang sederhana ini?” tanya Asyiq setelah mempersilahkan tamunya masuk dan duduk.
“Begini tuan, hamba datang hendak minta pertolongan kepadamu tuan.” jawab tamunya.
“Pertolongan apa yang dapat hamba berikan kepada tuan?” tanya Asyiq
“Begini tuan, sudilah kiranya tuan menolong aku untuk menjualkan dua pasoku ini. Satu paso berisi khamr dan satu paso lagi berisi madu murni.” ujar lelaki itu sambil menunjukan kedua paso yang dibawanya.
“Dan tuan, kalau keduanya laku terjual tentu tuan akan mendapatkan imbalan yang pantas. Dan aku berjanji kepadamu, jika tuan berhasil aku akan nikahkan putriku yang sekarang sudah menjadi janda. Dua bulan lalu suaminya meninggal, ia masih muda dan dikenal sebagai janda muda atau janda kembang.” lanjut lelaki itu.
“Oo..oh ba.. baiklah tuan. Tapi tuan, berapa harga yang hamba harus jual paso-paso ini tuan?” jawab Asyiq dengan gembira.
“Masing masing sama saja harganya. Paso yang berisi khamr seharga Rp 700.000 dan begitu pun harga paso yang berisikan madu murni ini.” jawab lelaki itu.
“Namun tuan, kalau tidak terjual perjanjian kita ini batal.” lanjut lelaki itu.
“ohh baik tuan, aku bersedia.”
Maka bersalaman lah mereka sebagai tanda persetujuan.
Singkat cerita, sebelum fajar menyingsing Asyiq Pertala sudah keluar rumah untuk berkeliling dari kampung ke kampung menjajakan dagangan nya. Ia keluar sambil berteriak-teriak menjajakan kedua pasonya itu.
“Paso dijual.. Paso dijual.. Isinya khamr dan isinya madu murni.. sangatlah baik bagi tuan dan puan.. Tidaklah mahal..” demikian teriak Asyiq Pertala.
Hikayat 1000 Dongeng: Hikayat Raja Uswanda Part 3 (Perjaka Tua dan Paso). Namun apa hendak dikata, sampai senja turun dagangannya itu belum juga laku. Asyiq Pertala pulang dengan sekujur tubuh yang berkeringat, penat, dan lelah. Tetapi ia tetap memiliki semangat dan berjanji bahwa besok ia akan keluar rumah lebih pagi lagi untuk berdagang.
Maka singkat cerita, keesokan harinya Asyiq Pertala kembali keluar untuk keluar masuk kampung dan kembali menjajakan dagangannya yaitu kedua paso yang berisikan khamr dan madu murni.
“Paso dijual… Paso dijual.. Isinya khamr dan madu murni.. sangat baik bermanfaat bagi tuan dan puan.. Ayolah beli.. Tidaklah mahal..” begitulah teriak Asyiq Pertala dari kampung ke kampung.
Tapi apa hendak dikata, sampai tengah hari dagangan nya belum ada yang laku. Akhirnya Asyiq Pertala beristirahat di bawah sebatang pohon yang rindang. Tetapi di tempatnya ia beristirahat ada seekor anjing yang menganggunya dan ingin menggigit kakinya. Tentu saja, Asyiq Pertala memegang kayu pikulannya dan ia putar putarkan untuk memukul anjing itu. Dan anjing itu lari tunggang langgang ketakutan.
Lalu Asyiq Pertala pun duduk bersandar di bawah pohon sambil berkipas-kipas sambil menahan panas dan penat nya. Kedua pasonya diletakkan di depannya dan tentu saja sambil kipas-kipas seperti itu, ia melamun dan berhayal.
“O.. ow nanti kalau kedua paso ini sudah laku, tentu saja aku mendapat imbalan. Dan yang lebih penting lagi, aku akan beristeri. Hmm.. isteri ku cantik jelita.” khayalan Asyiq.
Asyiq yang tenggelam dalam lamunan dan khayalannya, ia dalam hati berkata.
“Seandainya aku sudah ber isteri dan memiliki banyak anak.. oh tidak tidak, aku ingin mempunyai 5 anak. 3 laki laki dan 2 perempuan, hmm.. tentu saja anak anak itu aku akan mendidiknya dengan baik dan aku tidak ingin anak anak ku seperti aku yang miskin dan pengangguran ini.” khayal Asyiq
“Dan kamu ya.. ketiga anak lelaki ku. Awas kalau kamu nakal dan bengal aku akan pukul kamu. Rasakan lah pukulan ku ini..” dan dalam pikirannya asyiq pertala mengayun-ayunkah kayu pikulannya seolah olah sedang menghukum ketiga anak laki lakinya.
Dan tiba tiba, terdengar suara
Praaang.. piaaar..
Asyiq Pertala terkaget dan tanpa sengaja ia telah memukul kedua paso yang berisi khamr dan madu murni itu. Isinya tumpah dan tidak tersisa setetes pun. Beberapa saat, Asyiq Pertala termangu kaget dan bingung. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan, dan tak habis-habisnya ia menyesali dirinya.
Singkat cerita, pda hari yang telah ditentukan lelaki pemilik paso itu datang kerumah Asyiq Pertala. Dan Asyiq pun tak bisa berbuat apa-apa kecuali ia meminta maaf dan menceritakan kebodohannya.
“Ooh.. Hmm.. sudahlah tuan, mungkin memang tuan tidak berjodoh dengan putriku.” lanjut lelaki itu.
“Y..ya.. mmaaf tuan.. begitulah tuan adanya..” jawab Asyiq dengan sangat malu.
“Apa yang tuan lakukan adalah suatu kesia-siaan. Tuan menyia-nyiakan kesempatan yang aku berikan. Aku ingat betul ada satu dongeng atau hikayat yang pernah aku dengar seperti itu.” lanjut lelaki itu.
“Dongeng tuan? Sudikah tuan menceritakan dongeng itu kepada hamba?” jawab Asyiq.
“Hmm baiklah, aku akan menceritakan nya.”
Maka mulailah lelaki itu bercerita didepan asyiq pertala.
Baca Selanjutnya: Hikayat 1000 Dongeng: Hikayat Raja Uswanda Part 4 (Tambi Nazar si Tukang Obat)
Pembaca naskah: Yahya Andi Saputra (Pengurus Lembaga Kebudayaan Betawi).
Kunjungi Podcast Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB): https://open.spotify.com/episode/1ruw5rHhVQlmJLddEv9Oii