Lagu Jali-jali – Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah sebuah provinsi sekaligus berstatus sebagai ibu kota Indonesia. Jakarta memiliki penduduk asli sejak zaman dahulu yang disebut suku Betawi. Suku Betawi memiliki banyak seni, dari lagu, tarian, senjata, bahasa, busana, kuliner, permainan, ritus, dan sebagainya.
Seperti kebanyakan lagu Betawi, irama Lagu Jali-Jali memunculkan rasa riang, alunan nada yang ceria dan musik yang menenangkan hati yang sedang yang mendengarkannya. Terutama saat hati gundah dan galau, irama Lagu Jali-Jali mencairkan rasa duka lara.
“Jali-Jali” atau “Si Jali-Jali” adalah lagu daerah Betawi. Lagu ini berasal dari buah di pohon jali-jali. Lagu Jali-Jali merupakan salah satu repertoar musik dan lagu yang berasal dari Betawi. Tidak diketahui siapa pencipta lagu ini. Namun dikaitkan dengan kondisi alam yang subur diperkuat dengan syair dan lagu lain yang bertema pohon, pohon jali-jali menginspirasi seniman untuk mencipta karya berlatar belakang pohon jali-jali. Patut pula disinggung di sini, lagu jadi-jali diiringi oleh musik gambang kromong.
Lagu jali-jali yang berirama stambul mempunyai banyak varian atau ragam judul lagu. Ada Jali-Jali Jalan Kaki, Jali-jali Bunga Siantan, Jali-Jali Pasar Malam, Jali-Jali Ujung Menteng, dan lain-lain.
Syair lagu Jali-Jali, seperti pada umumnya syair lagu genre lain (sambrah, topeng, dan sebagainya), berpola pantun. Standar atau pakem pantun terdiri atas empat baris dan rima. Dua baris pertama disebut sampiran, dua baris terakhir disebut isi. Rima artinya persamaan bunyi di akhir tiap baris. Polanya a b a b atau a a a a. Namun rima sempurna dan rima tengah sangat dianjurkan, namun memang lebih rumit.
Berikut ini teks syair Lagu Jali-Jali (syair yang umum dikenal masyarakat).
ini dia si jali-jali
lagunya enak lagunya enak merdu sekali
capek sedikit tidak perduli sayang
asalkan tuan asalkan tuan senang di hati
palinglah enak si mangga udang
hei sayang disayang pohonnya tinggi pohonnya tinggi buahnya jarang
palinglah enak si orang bujang sayang
kemana pergi kemana pergi tiada yang m’larang
di sana gunung di sini gunung
hei sayang disayang di tengah tengah di tengah tengah kembang melati
di sana bingung di sini bingung sayang
samalah sama samalah sama menaruh hati
jalilah jali dari cikini sayang
jali-jali dari cikini jalilah jali sampai di sini
Sejak abad ke-19, Lagu Jali-Jali sudah dinyanyikan dengan iringan musik gambang kromong. Seorang seniman kroncong, M. Sagi menjadi terkenal karena membawakan Lagu Jali-Jali berirama kroncong pada tahun 1943.