Bulan Ramadan selalu membawa atmosfer yang berbeda dibandingkan bulan-bulan lain. Terlebih saat hari telah menunjukkan waktu-waktu untuk ngabuburit. Ngabuburit adalah kegiatan menunggu waktu berbuka puasa. Momen ngabuburit adalah momen yang paling dinantikan oleh banyak orang, tua – muda, anak-anak – dewasa.
Momen ngabuburit biasanya diisi dengan kegiatan yang menyenangkan agar waktu untuk menunggu buka puasa tidak terasa terlalu lama. Masyarakat Betawi memiliki kegiatan dan tradisi unik tersendiri untuk menunggu waktu berbuka puasa tersebut. Terlebih, bagi anak-anak Betawi yang akan —dengan sangat girang— mengisi waktu luang di momen ngabuburit dengan berbagai macam permainan khas tradisional Betawi.
Salah satu permainan yang paling ditunggu-tunggu anak-anak Betawi adalah bermain beleguran atau beleduran. Beleguran atau beleduran adalah meriam yang terbuat dari bambu petung , kemudian diisi minyak tanah dan atau karbit. Saat meriam tersebut disundut, akan menimbulkan suara yang menggelegar, blegar-blegur! Suaranya yang menggelegar itu mampu menghadirkan kegembiraan ke dalam hati anak-anak Betawi. Permainan adu suara meriam ini sangat menyenangkan apalagi jika meriam juga menghasilkan asap yang bergumul-gumul.
Selain bermain beleguran, momen ngabuburit orang Betawi juga seringkali diisi dengan kegiatan berjalan-jalan di Seputaran tempat tinggal masing-masing. Suasana sore dan udara yang sejuk ditambah alunan musik tradisional dari beberapa seniman yang pentas menambah kesyahduan. Suasana tersebut sedikit membuat kita melupakan rasa lapar dan dahaga. Seperti pemandangan yang tersaji di Setu Babakan juga sedap dipandang. Aroma kerak telor yang menguar dari tungku-tungku warung yang berjajar di sekitar setu minta untuk segera diburu.
Menikmati buka puasa dengan makanan khas tradisional Betawi tentu sangat menyenangkan. Berburu takjil berupa kuliner khas Betawi di Setu Babakan kerap kali juga menjadi tujuan bagi masyarakat Betawi yang ingin menghabiskan momen ngabuburit mereka. Buka puasa rasanya tidak lengkap tanpa hidangan khas Betawi yang begitu menggugah selera, mulai dari kerak telor yang gurih dan mengenyangkan, es selendang mayang yang cantik dan menyegarkan, hingga kolak Betawi yang manisnya mengguyang lidah.
Bulan Ramadan di tanah Betawi selalu menghadirkan kehangatan dan semangat kebersamaan. Semua tradisi dan hasil kebudayaan menunjukkan bahwa budaya dan agama mampu berjalan beriringan, menciptakan harmoni yang indah. Nyok Kite Ngabuburit sambil melestarikan budaya!