kebudayaan betawi – Kopi Jahe Betawi, Virus Corona (COVID-19) menjadi momok yang mengerikan. Di balik kengerian itu, ada potensi berkah bagi masyarakat. Mengamati orang mencari penawarnya. Jahe (Zingiber officinale) dikatakan sebagai salah satu penawar racun.
Jahe merupakan tanaman rimpang berbentuk jari yang mencuat di ruas tengah.
Rasa pedas yang dominan pada jahe disebabkan oleh senyawa keton yang disebut zingeron. Selama masa kolonial, jahe dibudidayakan sebagai produk impor yang populer.
Menurut data kesehatan yang diterbitkan oleh National Center for Biotechnology Information, jahe memiliki efek antioksidan dan anti inflamasi serta memberikan perlindungan maksimal bagi tubuh. Bahkan diduga menghasilkan reaksi antikanker karena mampu menghambat antigen awal pemicu kanker.
Mengingat efeknya yang sangat positif, banyak ahli medis yang menganjurkan untuk mengonsumsi jahe secara rutin. Untuk memulainya, Anda bisa mengolah jahe dengan cara direbus lalu diminum airnya.
Segelas air jahe panas seringkali terasa hangat saat masuk ke dalam tubuh. Manfaat mengkonsumsi air jahe juga baik untuk meredakan batuk, nyeri sendi, mual, dan muntah.
Jahe mengandung senyawa kimia yang dipercaya memiliki efek positif dan menenangkan pada lambung dan usus. Khasiat lainnya: meredakan pusing, meredakan mual, meredakan nyeri haid, menghilangkan stres, memperkuat kekebalan tubuh, mencegah kanker.
Sedangkan kopi sendiri berasal dari bahasa arab yaitu qahwah yang artinya kekuatan, karena pada awal penemuannya kopi digunakan sebagai makanan energi. Kata qahwah (orang Betawi mengucapkannya dengan Qahwe) kemudian berubah kembali menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan berubah kembali menjadi koffie dalam bahasa Belanda, dan dari sini diserap menjadi kopi dalam bahasa Indonesia.
Bangsa Etiopia (Afrika) dikatakan sebagai penemu kopi, sekitar 3000 tahun yang lalu, oleh seorang penggembala kambing. Gembala mengawasi kambing memakan biji dan membuat kambing itu bugar dan sehat. Dia mencoba memasaknya dan ternyata setelah minum, tubuhnya dingin. Banyak orang memilih biji kopi yang tumbuh liar dan dijadikan minuman sehat.
Cerita ini meluas ke beberapa tempat. Namun sebenarnya kopi sudah ditemukan jauh sebelum itu, yaitu sekitar tahun 800-an. C. (a.C.). Mereka (Afrika) mengkonsumsi kopi yang dicampur dengan lemak dan anggur untuk digunakan sebagai sumber nutrisi dan energi.
Dari Ethiopia dibawa ke Arab pada abad ke-11. Dan menjadi minuman utama negara-negara Muslim, popularitas kopi di Arab disebabkan oleh dua hal, pertama karena minuman kopi dapat membuat tubuh beradaptasi dan menggantikan konsumsi kuat atau khamr yang dilarang oleh Islam. Mengikuti jalan dakwah Islam, kopi menyebar ke seluruh dunia.
Di dalam dan sekitar tanah Jakarta, kopi tumbuh dengan baik. Data tanah pribadi masyarakat Betawi diolah menjadi minuman campuran segar bernama Kopi Jahe. Menurut para orang tua, minuman ini sudah dikonsumsi sejak awal abad ke-19. Disebut Kopi Jahe, karena bahan utamanya adalah kopi dan jahe.
Minuman ini disajikan panas-panas pada sore atau malam hari, terutama saat musim hujan. Atau saat menerima tamu. Asyiknya kalau ditemani kue atau geplak dan goter.
Bahan: kopi, susu kental manis, gula pasir secukupnya, irisan jahe, kayu manis, biji garda mom pecah, cengkeh, daun pandan, air, garam secukupnya.
• Bumbu dimasukkan ke dalam air dan dididihkan.
• Saat mendidih, kopi disiapkan dengan air matang tanpa sisa bumbu.
• Susu ditambahkan saat kopi telah disaring ke dalam wadah lain.
• Gula ditambahkan secukupnya.