Papaya manga pisang jambu
di bawa dari pasar minggu
disana banyak penjualnya
Di kota banyak pembelinya
Merupakan sepenggal syair lagu ini yang pernah popular di taahun 60an hingga 70an lagu ciptaan Adi Karso. mari kita simak toponimi berikut ini :
Dan lagu ini juga masih ada pada anak-anak menyanyikannya, ada Apakah dengannya mari kita simak cerita asal usul nama daerah ini dari berbagai sumber dan sumber yang kami kutip berikut ini dari situs online kabar24.bisnis.com
Pasar Minggu adalah sebuah kawasan atau kampung kuno di Jakarta Selatan. Tempat tersebut menjadi salah satu ikon terpenting dalam sejarah kota Jakarta.
Sejak itu, tempat itu menjadi pasar yang juga memiliki terminal bus di kota. Sebelum tahun 1920, PasarMinggu berada di Kampung Lio, di tepi Sungai Ciliwung.
Zaenuddin HM menjelaskan dalam bukunya “212 Asal Usul Jakarta Tempo Doeloe” (377 halaman) terbitan Ufuk Press pada Oktober 2012, kawasan itu disebut pasar Minggu karena aktivitas di pasar itu dulu hanya pada hari Minggu.
Menurut dia, bangunan pasar saat itu terbuat dari bambu dengan atap berupa daun kelapa atau alang-alang.
Kegiatan pasar meliputi perdagangan berbagai jenis kebutuhan sehari-hari dan pakaian. Selain itu, ada juga permainan peluang seperti dadu coprok dan ronggeng basa yang dikenal dengan nama Doger.
Lokasi daerah ini tahun 1920 dipindahkan ke jalan raya, sepanjang rel dan di seberang terminal bus. Meski kegiatannya hanya pada hari Minggu dan tempatnya tidak permanen, para pedagang Tionghoa mulai berjualan beras setiap hari
Kemudian pada tahun 1930 pemerintah Belanda membangun pasar dengan lantai keramik dengan kolom besi dan atap seng. Lokasi dekat halte bus dan halaman PD Pasar Jaya. Pasar ini menjual berbagai kebutuhan sehari-hari, pakaian dan juga buah-buahan.
Kegiatan tidak hanya dilakukan pada hari Minggu, namun kegiatan tersibuk masih dilakukan pada hari Minggu. Pada tahun 1931, jalan antara Pasar Minggu dan Manggarai diaspal dengan batu, sehingga pasar menjadi sangat ramai dengan kendaraan. Begitu.