NGINJEK TANAH – Ketika berusia tujuh atau delapan bulan dan mulai belajar berdiri, saat itulah diadakan ritual Nginjek Tanah sebagai bentuk penghormatan terhadap siti (bumi) yang mempersembahkan banyak hal dalam kehidupan manusia. Selain itu, upacara ini juga sebagai bentuk harapan orang tua bagi si Kecil agar berhasil menjalani kehidupan yang penuh rintangan di bawah bimbingan orang tuanya.
Upacara ini disebut juga Turun Tanah, dan merupakan ciri khas seorang bayi mencapai usia delapan bulan. Menurut adat masyarakat Betawi pada umumnya, diadakan upacara khusus yang disebut “Nginjek Tanah”.
Proses ini biasanya dimulai dengan:
- Bergaya
- Mandi
- Bedakin
- Pakailah pakaian yang bagus
- Halaman / Pelataran
- Kandang ayam utuh (kain atau kertas warna-warni yang menarik perhatian anak-anak)
- Permainan anak-anak
- Piring, buku, cangkir, sendok
- buku
- dan lain-lain
- (Sebagian orang beranggapan bahwa apa yang diambil anak, ini menggambarkan bagaimana kehidupan anak nantinya? Namun, biasanya yang diambil anak umumnya berwarna, sehingga anak lebih tertarik), makna yang diberikan pada kain atau kertas ini adalah simbol kehidupan yang dilalui si kecil sejak lahir hingga dewasa, sedangkan warna adalah gambaran rintangan dan rintangan yang akan dihadapi si kecil dalam hidupnya. Perpaduan warna disusun dari gelap ke terang, artinya seberat apapun masalahnya, pasti ada titik terangnya.Tangannya si anak ditata menuju kurungan ayam dengan telanjang kaki. (sambil dihibur, agar si anak tidak takut ketika di masukkan ke kurungan ayam)
- Selanjutnya si anak dinaikkan ke tangga yang terbuat dari batang tebu yang dibungkus dengan kain-kain yang berwarna-warni, ini dimaksudkan agar si anak merasa senang, sambil dibimbing oleh orang tuanya, agar si anak menjadi manusia yang diharapkan.
- Didadah/diurut (oleh dukun anak), ini dimaksudkan agar si anak kembali sehat/segar setelah melakukan kegiatan dimaksud.
- Selametan/Tasyakuran, ini terkandung maksud sebagai rasa syukur untuk upaya orang tua agar naknya kelak tercapai cita-citanya.
NGINJEK TANAH – Pada kesempatan ini diadakan hajatan rutin dengan membuat sedekah berupa nasi dengan lauk pauk serta kue-kue, roti, pisang, dll. Namun, tidak semua orang Betawi selalu melaksanakan upacara tersebut jika anaknya telah mencapai usia yang telah ditentukan, karena hal itu tergantung pada kondisi sosial ekonomi yang terlibat..