TRADISI HANTARAN

TRADISI HANTARAN

Oleh Yahya Andi Saputra

(Lembaga Kebudayaan Betawi)

Dalam tradisi Betawi, dikenal kebiasaan hantaran, yaitu mengantar sesuatu kepada kerabat dan ahli famili pada waktu-waktu tertentu. Hantaran asal katanya antar. Secara etimologi atau cabang ilmu bahasa yang menyelidiki asal-usul kata serta perubahan dalam bentuk dan makna, antar dalam  bahasa Betawi mengalami perubahan pengucapan menjadi hantar dan hantaran. Jadi hantaran adalah tradisi dalam masyarakat Betawi sebagaimana diurai di awal tulisan ini.

Kapan tradisi hantaran ini diselenggarakan? Awalnya hantaran diselenggarakan saat menyerahkan hadiah dari pihak penganten laki-laki kepada pihak penganten perempuan. Dalam perkembangannya, hantaran ini berganti istilah menjadi serahan atau serah-serahan. Sementara hantaran menjadi makna yang semakin mengakar dalam tradisi di hari lebaran. Media atau properti yang digunakan dalam hataran, salah satunya digunakan rantang. Dikenalah istilah tradisi rantangan. Jika isi hantarannya adalah buah-buahan, maka digunakan bongsang (wadah dianyam dari bambu). Maka dikenal pula istilah tradisi bongsangan. Tradisi bongsang biasanya dilaksanakan pada muludan (perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW) atau tahlilan,  tidak digunakan pada saat lebaran.

Siapa saja pelaku hantaran? Pada umumnya tradisi hantaran dapat dilakukan oleh siapa saja kepada siapa saja. Namun secara kepatutan, hantaran dilakukan oleh anak kepada orang tua (ayah ibu), kakak atau adiknya, dan orang-orang yang dihormatinya (guru dan tokoh masyarakat). Dalam perspektif birokrasi, hantaran dilakukan oleh bawahan kepada atasan. Hal ini terkait dengan tradisi upeti yang sudah menjadi keharusan dalam sistem birokrasi tradisional.

Apa saja jenis barang hantaran? Barang hantaran pada umumnya makanan olahan yang sudah matang. Pada saat Idulfitri atau lebaran, semua orang sudah mempersiapkan makanan matang untuk menyambut hari kemenangan. Sehingga ketika lebaran, orang tidak disibukan dengan urusan dapur.

Maka sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Betawi, menyambut lebaran memasak makanan yang bukan masakan sehari-hari. Mereka menyiapkan ketupat, sayur sambel godog, opor ayam, semur daging kebo, dodol, wajik, tape uli, geplak, manisan (pepaya dan kolang kaling), kacang bawang, kacang mete, tenteng jae, kue satu, nastar, biji ketapang, kembang goyang, telor gabus, akar kelapa, dan lain sebagainya.

Apa makna filosofis hantaran? Jika puasa merupakan pengejawantahan hablum minallah, maka hantaran bentuk mutlak hablum minannas. Ini sesuai dengan firman Allah dan hadis Nabi Muhammad SAW. Maka hantaran mengandung makna syukur kepada Allah SWT, merayakan hari kemenangan, memuliakan orang tua, memperkokoh silaturrahim (persaudaraan dan kebersamaan), dan menegaskan keteguhan sikap dalam beribadah.

Majelis Amanah Persatuan Kaum Betawi sebagai  representasi masyarakat Betawi, menggelar Lebaran Berawi tahun 2023. Keriaan yang dilaksanakan 20 dan 21 Mei 2023 di Monas, mengerek tema “Betawi Kompak, Jakarta Sukses, Indonesia Maju”. Prosesi utama di perhelatan itu adalah tradisi hantaran. Bagaimana meriahnya Lebaran Betawi kali ini?

Selamat lebaran. Minal aidin walfaidzin. Maaf lahir batin.

Check Also

BELAJAR PERUKUNAN

GESAH ANAK BETAWI Assalamualaikum warahmatullahi wabaratuh Tabè…! Kite bersyukur kepada Allah yang telah memberika rezeki …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *