Oleh : Tim Litbang Lembaga Kebudayaan Betawi
Jampi Kamasalah – Meruwat seperti diuraikan pada tulisan terdahulu, adalah upaya menetralisir atau mengembalikan keadaan tidak normal menjadi normal kembali. Dengan demikian, keseimbangan dan ketenteraman kehidupan berjalan seperti sedia kala.
Narasi meruwat atau ruwatan sebenarnya berisi kisah hidup Batara Kala. Pada segmen khusus, Ki Dalang benar-benar fokus pada bagian jampi yang diarahkan pada suasana dan sosok orang yang diruwat. Ada yang disebut Jampi Kamasalah. Jampi ini berisi kisah asal-usul Batara Kala.
Setelah merapal Jampi Kamasalah dilanjutkan dengan Jampi Shanti Purwa. Jampi ini mengungkapkan bagiaman terjadinya manusia, dimulai saat bertemunya dua orang, laki-laki dan perempuan hingga menjadikannya jabang bayi.
Jampi Shanti Purwa
Lalu dilanjutkan dengan Jampi aksara berbatok (abjad terbalik)
Jampi Aksara Berbatok
Lalu dilanjutkan dengan jampi aksara lelangit
Jampi Aksara Lelangit
Lalu dilanjutkan dengan ajian Sasra Bedati
Ajian Sasra Bedati
Dilanjutkan dengan jampi sasra gigir
Jampi Sasra Gigir
Mendengar jampi-jampi itu Batara kala langsung bersujud di hadapan Ki Dalang Kanda Buana. Ia minta dianggap anak oleh ki dalang, Kala berjanji tidak akan memakan…(orang yang diruat). Kala berjanji akan pergi mencari mangsa lain, namun sebelumnya ia minta dijampikan shanti kukus.
Jampi Shanti Kukus
Lalu dilanjutkan dengan jampi banyak dalang
Jampi Banyak Dalang
Setelah mendengar jampi-jampi itu, Kala merasa gerah, ia minta dimandikan. Ki dalang memandikannya sambil membaca Jampi Padusaning Kala.
Jampi Padusaning Kala
Lalu dibisiki ki dalang;
Bisikan Ki Dalang
Artinya:
Sadarlah Kala! Kembalilah ke asalmu, asal tiada kembali tiada. Asal sejati kembali
kesejatian. Sejatinya akulah sang wisesa.
Saat memandikan itu Wayang Batara Kala dan Wayang Ki Dalang dimasukkan ke dalam pasu berisi air. Air itu nanti dipakai mandi oleh yang diruat. Jika yang diruatnya rumah, air itu dipercikan ke seluruh rumah. Kalau yang diruatnya halaman, air itu disiramkan ke tengah pekarangan.
Setelah itu Kanda Buana dan Kala kembali ditempatkan di tengah kayon. Lalu ki dalang berucap.
Ucapan Ki Dalang
Lalu Kanda Buana merapal Jampi Kumbala Geni
Jampi Kumbala Geni
Lalu Kala disuguhi sesalen
Kala pun pergi. Seperginya Kala datanglah Dewi Sri mengajak Kanda Buana pulang. Dewi Sri disuguhi tebu, padi, kelapa dan lain-lain. Dewi Sri memerintahkan untuk ditanam semua jenis suguhan itu di dunia. Saat itu Jatusmati datang minta dimandikan. Oleh Ki Dalang ia dimandikan seperti memandikan Kala, namun jampinya adalah Jatusmati Padusan.
Jampi Padusan Jatusmati
Lalu perempuan yang memiliki bayi itupun datang minta dijampi
Jampi Ki Dalang
Lalu yang empunya hajat, Ki Buyut Wangkeng minta air bekas pemandian untuk meruwat. Oleh dalang dan para panjak dibacakan ajian Aji Weling.
Aji Weling
Lalu datanglah Sapu Jagat. Ia menyapu jagat membuang sial. Sebagai upah ia diberi semua sesajen yang ada. Setelah itu dalang menancapkan gunungan sambil menembang
Sesumbar Ki dalang
Artinya:
Akulah Dalang Kanda Buana, aku dapat melihat gelanggang (kehidupan). Tepat tanggal empat belas, bercahaya tak pernah padam. Memancar tiada suramnya, tak ada yang wenang mewisesa, maka akulah yang diweangkan mengawasi saniskara.
Gunungan ditancapkan, tok tok tok, cempala mengetuk kotak.
Lalu ka dalang berucap lagi.
Ucapan Ki Dalang
Artinya
Semoga tak ada halangan! Tempatku duduk di tengah jagat, tapak kakiku nanggabuana, gedebokku nagaraja, kelirku tenjomaya gelanggangku Sang Ratnabara pelantunnya Sang Alimengan, blincong Sang Bayi Teja Batare Guru yang mewayang, Bidadari yang menabuh. Bidadara yang menyaksikan yang menyaksikan terlihat, yang disaksikan tak terlihat Ong Mastu Namas Sidem!
Tok tok tok
Gamelan kebo jiro…