Kebudayaan Betawi.com – Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII atau biasa di singkat BPK Wil VIII, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) menggelar potensi pemetaan kemitraan dalam menguatkan ekosistem kebudayaan di wilayah Pemerintahan Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Ketua Umum Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) Bang H.Beky Mardani selaku Narasumber dalam giat tersebut menilai, program tersebut memiliki nilai strategis, karena saat bersamaan tengah dibahas Rencana revisi UU 29/2007 tentang status Jakarta dan Revisi Perda 5/2015 tentang pelestarian budaya Betawi. Kedua regulasi tersebut harus memuat materi dalam rangka memperkuat ekosistem pemajuan budaya Betawi.
Bang H. Beky, sapaan akrabnya, menjelaskan dua dimensi penurunan Indeks Pembangunan Kebudayaan Jakarta. Pada dimensi ekonomi budaya mengalami penurunan sangat drastis setiap tahunnya. Bagi Beky untuk memperbaiki dimensi ekonomi budaya, harus ada terobosan dalam political will yang dapat memperdayakan dan mengembangkan sentra-sentra ekonomi budaya Betawi.
“Untuk memperbaiki dimensi ekonomi budaya, harus ada terobosan dalam political will yang dapat memperdayakan dan mengembangkan sentra-sentra ekonomi budaya Betawi,” katanya.
Potensi ekonomi budaya yang dapat dikembangkan, lanjut dia, setidaknya bukan saja sektor kuliner atau kerajinan Betawi semata. Namun, menurut dia, justru pengembangan sanggar budaya dan seni akan lebih menguntungkan secara ekonomi dan pemajuan budaya Betawi.
Dimensi kedua indeks pembangunan kebudayaan Jakarta, menurut Beky ini adalah ekspresi Budaya. Meskipun Jakarta memiliki Ingub Nomor 45/2020 tentang ekosistem berkesenian namun aplikasinya belum optimal dan tidak akan maksimal.
“Ini disebabkan tata ruang Jakarta yang sempit untuk melaksanakan Ingub,” ucapnya.
Oleh karena itu, Bang H. Beky berharap Pemprov DKI Jakarta bisa menyerap aspirasi dari organisasi yang mewakili ratusan sanggar dan komunitas di bidang seni budaya. Pemprov harus membangun ekosistem baru di setiap tingkat Kecamatan, dan juga keberpihakan yang kuat dari Pemprov pada pengalokasian anggaran.
Bersamaan milad Forum Betawi Rempug (FBR) pada hari ini, Sabtu 29 Juli 2023, ujar Beky, dapat dijadikan pegangan tema yang diangkat aktual dan mengena. Di satu sisi nilai tradisi adalah kekayaan dan nilai budaya betawi yang terbukti mampu membuat kaum Betawi bukan saja bertahan di tengah terpaan dan gelombang dan serangan budaya asing yang demikian masif.
Di sisi lain, menurut dia, nilai-nilai tradisi mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi apalagi Jakarta yang akan menjadi kota ekonomi global.
“Kami meyakini perubahan status menjadi ekonomi global akan menjadi ruang, memberi peluang sekaligus tantangan bagi kaum Betawi dalam mengoptimalkan potensi diri dan soliditasnya,” tutup Bang H.Beky