PRIBASE KATE BETAWI (Bagian 1)
Ngerahul, Dokumentasi Lembaga Kebudayaan Betawi

PRIBASE KATE BETAWI (Bagian 1)

PRIBASE KATE BETAWI (Bagian 1) – Pakar ilmu-ilmu sosial menangkap perilaku pola hidup masyarakat  tradisional dengan mendefinikan menjadi kearifan lokal. Mereka mengatakan, kearifan lokal adalah cara dan praktik yang dikembangkan oleh sekelompok masyarakat, yang berasal dari pemahaman dan interaksi mendalam akan lingkungan tempat tinggalnya. Kearifan lokal berasal dari masyarakat untuk masyarakat yang dikembangkan dari generasi ke generasi, menyebar, menjadi milik kolektif, dan tertanam di dalam cara hidup masyarakat setempat. Masyarakat memanfaatkan tata atur kearifan lokal  untuk menegaskan jatidiri dan bertahan hidup.

Bentuk-bentuk kearifan lokal dalam masyarakat dapat berupa: nilai, norma, etika, kepercayaan, adat-istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus. Tersebab itu, fungsi dan maknanya pun bermacam-macam. Mencakup perawatan sumber daya alam dan sumber daya manusia, eksplorasi ragam kebudayaan dan ilmu pengetahuan, menjaga petuah dan pantangan, menegaskan kepercayaan, ekspresi sastra,  memantapkan kehidupan dan integrasi sosial, dan memaknai etika dan moral dalam ritus.

 

Kearifan Lokal Betawi

PRIBASE KATE BETAWI (Bagian 1). Bentuk-bentuk kearifan lokal Betawi memang belum dibuka atau terbuka diketahui masyarakat umum. Kebanyakan masih tertutup rapat dalam ungkap yang membutuhkan telisik resik dari para pakar ilmu humaniora. Beberapa ungkapan atau tepatnya identik dengan peribahasa, misalnya, kebon jonjon sawah genjah, entuk diuruk muka digaruk, rambut digelung jampe dibumbung, dan badan didadah urat dibedah, hanya sebagai teks yang relatif belum diketahui masyarakat, apa maknanya.

Ungkapan atau teks kebon jonjon sawah genjah adalah kode bagaimana ekosistem dalam dunia pertanian begitu penting dijaga dan dikelola. Pertanian — dalam hal ini mengelola kebun dan sawah — membutuhkan pengetahuan dan pengalaman. Jika kode ini dirawat, tidak perlu ada kehawatiran akan terjadi kekurangan bahan pangan. Akan halnya ungkapan entuk diuruk muka digaruk, berarti rusaknya ekosistem. Jika sumber mata air disia-siakan atau tidak dipelihara, maka kelaparan hanya menunggu waktu.

Ungkapan rambut digelung jampe dibumbung dan badan didadah urat dibedah menurut saya, lebih ditujukan kepada bagaimana kiprah dan sisik melik sosok perempuan Betawi. Perannya bukan saja sebagai kapten kesebelasan di rumah tangga, tapi lebih sebagai pengatur strategi di medan perang. Peran perempuan begitu pentingnya, karena semua rahasia rumah tangga ada di genggamannya. Rahasia itu bukan saja bagaimana mengelola sumur, dapur, dan kasur, tapi visi dan operasionalisasinya membangun generasi yang rahmat bagi lingkungan dan alam semesta.

(lanjut Bagian 2)

Check Also

Bahasa Betawi Memperkuat Identitas Betawi

Bahasa Betawi Memperkuat Identitas Betawi

Oleh Yahya Andi Saputra   Tukang sulap menjadi kalap, Jalan gelap pasang pelita, Mohon maaf …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *