Tertib Dalang

TERTIB MENDALANG

Oleh : Tim Litbang Lembaga Kebudayaan Betawi

 

TERTIB MENDALANG – Untuk mendalang, ada tata tertib yang harus dipatuhi. Tata tertib itu disesuaikan dengan pandangan-pantangan dan kebiasaan umum di masyarakat. Tak ada dalang yang berani melanggar tata tertib itu. Ini tata tertib mendalang cara Betawi :

  1. Adab Sebelum Mendalang. Ki dalang harus memeriksa sesajen. Pihak penyelenggara atau sahibul hajat harus menyediakannya. Antara lain:
  2. Biasanya berbentuk tungku kecil dari tanah liat. Bahan bakarnya arang atau sabut kelapa. Kini ada yang menggantikan fungsi pedupaan dengan rokok.
  3. Kemenyan. Menyan putih dan menyan hitam.
  4. Alat kecantikan (minyak wangi, harnet, rampe, bunga mawar, melati, sedap malam, cempaka, kenanga, kaca piring, selasih, cengkeh, kapur dan lain-lain.
  5. Sajen yang disajikan untuk para makhluk gaib. Sajen terdiri atas:

1) Beras

  1. a) beras yang ditanak Nasi biasa, nasi tumpeng, nasi kentar, nasi kuning dan nasi uduk.
  2. b) Beras yang tidak dibuat nasi, antara lain bubur merah-bubur putih, kue cucur, dodol, geplak, wajit, Uli, ketan item, rengginang dan lain-lain.

2) Umbi-umbian (ubi, singkong, talas, kentang dan kacang tanah).

3) Buah-buahan (apel, jambu air, pambu klutuk, sawo, pisang, kesemek, salak, dan lain-lain.

4) Rujak (rujak asem, rujak alputat, pak pisang, rujak roti,  rujak kelapa muda dan lain-lain).

5) Ikan (ikan asin, ikan emas, lele, daging sapi, daging kambing, daging kerbau).

6) Minuman (kopi paha-kopi manis, air putih, teh pahut dan teh manis).

  1. Tumbal (kepala kambing, ayam hidup, ayam cemani, ayam selasih, kepala kerbau). Jenis tumbal disesuaian dengan keperluan.
  2. Penyawen atau gegaman yaitu barang penolak bala. Antara lain:

1) Pepohonan (anak pohon pisang, bambu kuning, pohon tebu dan lain-lain.

2) Dedaunan (daun pisang, daun beringin, daun jawer kotok, daun kelapa, daun pandan, daun talas dan sebagainya).

3) Bumbu dapur (bawang merah-bawang putih, cabe merah, cabe rawit, daun salam, kelapa muda, ketumbar, gula pasir, gula merah, garam, terasi, lempuyang, kunyit dan lain-lain).

4) Air (air beras, air kembang tujuh rupa, air sumur, air sungai dan air muara).

5) Pelengkap lain (beras di mangkuk di atasnya ditaruh telur ayamm, benang, jarum, tembakau, daun kawung, kelapa muda dan gula merah, seikat padi, gula batu, dua setel pakaian.

  1. Perkakas. Untuk keperluan meruwat, perlu ditambah dangan perkakas, antara lain:
  • Perkakas dapur (anglo, kukusan, ayakan, bakul, penggorengan, cangkir, kobokan, piring, serbet, dandang, serok, centong, sendok, garpu dan lain lain).

2) Perkakas pertanian (ani-ani, arit, cangkul, garu, bajak dan lain sebagainya).

3) Perkakas pertukangan (gergaji, palu, golok, kampak, kikir, siku-siku, linggis, belincong, pahat, sendok semen, serutan, water pas dan lain-lain).

Sesajen-sesajen sifatnya tidak baku. Di tiap wilayah memiliki variasi-variasi yang berbeda. Semua tergantung pada mata pencaharian dan tingkan kemapanan penduduknya.

Sesajen selengkap seperti di atas hanya dipakai saat meruwat. Entah meruwat anak tunggal, anak lelaki satu-satunya atau meruwat bangunan. Pertunjukan untuk meramaikan resepsi tak perlu selengkap itu.

Belakangan sesajen itu sering diganti dengan uang, disebutnya petingkes atau tebasan. Dengan uang itu penyelenggara tak perlu repot-repot menyediakan sesajen.

Makin lama sajen wayang makin berkurang, termasuk uang peringkesnya. Malah kini para dalang membakar menyanpun tidak (Bersambung Keharusan dan Larangan dalam mendalang).

Check Also

LAKON MAHARAJA GAREBEG JAGAT (Bagian 12)

LAKON MAHARAJA GAREBEG JAGAT (Bagian 10)

Maharaja Garebeg Jagat – Tersebutlah seorang Penyalin dan Pengarang Sastra Melayu di Tanah Betawi pada …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *