Oleh : Tim Litbang Lembaga Kebudayaan Betawi
LAKON LELUHUR PANDAWA (Bagian1) – Jagat pewayangan dimulai saat para dewa mengutus seorang keturunannya yang bernama Rama. Rama berputra seorang bernama Buta Lawa. Selain itu Rama juga mendapat seorang anak laki-laki dari kayangan bernama Bermana.
Rama mendirikan kerajaan Pancawati la memiliki seorang panglima bernama Bagus Anom, ia putra Hanoman Perbancah. Bersama dengan panglimanya Rama beroleh kekuasaan yang besar.
Setelah Rama mangkat maka Buta Lawa pun bertahta, istrinya bernama Siti Maya putri Indrajit dewa mambang menjadi permaisuri. Dari pernikahan Buta Lawa dengan Siti Maya beroleh seorang putra, namanya Dati Kamujana.
Setelah dewasa Dati Kamujana menikah dengan Dewi Kaliwati. Dewi Kaliwati adalah putra Raja Dasa Wikrama. Sedangkan Dasa Wikrama adalah putra Rahwana.
Setelah melihat putra telah cukup dewasa, maka Buta Lawa dan Siti Maya memutuskan untuk meninggalkan kerajaan, menjadi Begawan seperti kedua orang tuanya. Dan setelah sampai waktunya, keduanyapun kembali ke Kayangan meninggalkan rasa kasarnya.
Sepeninggal kedua orang tuanya. Dati Kamujana memerintah Pancawati, lalu ia mengganti nama negerinya menjadi Banjar Katuman. Menjadi besarlah kekuasaan Banjar Katuman.
Sementara itu Bermana yang berasal dari kahyangan mendapat seorang putra, putranya itu titisan seorang dewa. Bermana menamakan putranya Parikenan. Lalu Parikenan mendirikan kerajaan Mandilidireja. Ia beristri seorang bidadari bernama Maya Siti.
Tersebutlah seorang dewa yang teramat sakti, melihat seorang yang menitis pada Parikenan dan tinggal di Mayapada, maka ia pun ingin melihat dunia. Maka dewa itu mengubah wajahnya menjadi buruk, ia mengganti namanya menjadi Semar. Lalu Semar mengabdikan diri pada Parikenan.
LAKON LELUHUR PANDAWA (Bagian1). Atas titah Parikenan, Semar membuat istana, benteng dan parit-parit kota. Karena hanya berteman perkakas seperti cangkul, sabit, kudi dan balaman, Semar merasa kesepian. la lalu menciptakan empat orang anak dari perkakas perkakasnya itu. Dari balaman ia menciptakan Garubug, dari gagang cangkul terciptalah Gareng, dari gagang sabit muncul Anggaliyak dan dari gagang kudi tercipta Cemuris. Bersama-sama mereka membangun kota.
Parikenan kemudian beroleh seorang putra, ia menamakannya Kemunyusu. Setelah cukup besar Kemunyusu lalu berguru berbagai ilmu.
Alkisah tersebutlah seorang raja yang teramat sakti Maharaja Kusumabrata namanya. la memiliki seorang putri bernama Dewi Maliwati. Raja Siluman kemudian meminang Dewi Maliwati. Karena ditolak pecahlah perang. Maharaja Kusumabrata terdesak.
Karena kalah Maharaja Kusumabrata minta bantuan Parikenan. Parikenan mengutus Kemunyusu untuk memerangi raja siluman. Kemunyusu menang lalu ia menikah dengan Dewi Maliwati.
Saat Dewi Maliwati tengah hamil. Kemunyusu pergi bertapa ke Gunung Kali Sarang. Sebelum pergi ia berpesan pada istrinya, kalau nanti lahir bayi laki laki harus dinamakan Sekutrem. Selama kepergian Kemunyusu, Semar dan anak anaknya menjaga Dewi Maliwati.
Sebelum Kemunyusu terlahir, para dewa telah menurunkan tujuh orang dewa untuk menjadi raja di Mayapada. Mereka adalah Batara Durga dan saudaranya Dewi Kamirati, Batara Darma Dewa, Batara Bermasiwa, Maya Dadali. Ruda Dadali dan Batara Kala Giri. (Bersambung Bagian 2)