ASAL MULANYA WAYANG (Bagian 2)

Asal Mula Wayang (Bagian2)

Oleh : Tim Litbang Lembaga Kebudayaan Betawi

Asal Mula Wayang (Bagian2) – Wayang (kulit dan wong), pada masanya cukup digemari msayarakat Betawi. Bukan saja sering ditanggap meramaikan rupa-rupa kegiatan kemasyarakatan (sedekah bumi, haul, resepsi pernikahan, dan sebagainya), cerita-cerita bertema pewayangan pun mendapat tempat tersendiri. Oleh sebab itu, sastrawan Betawi abad ke-19, Muhammad Bakir dan keluarganya, menyalin cerita wayang. Salinan yang ditulis Muhammad Bakir beraksara Kawi (Arab berbahasa Melayu atau disebut Arab Gundul) berdasarkan cerita wayang, sangat digemari. Tanda dari itu, misalnya, manuskrip Muhammad Bakir disewakan daan penyewa berebut dan antri menyewanya. Salah satu manuskrip karya Muhammad Bakir, Asal Mula Wayang, diturunkan di web kecintaan kita. Selamat menyimak dan menikmati.

Batara Narada melaporkan kembali kepada Batara Guru. Batara Guru akhirnya menyerahkan Dewi Syadatwati kepada Maya Dadali dan Ruda Dadali. Maharaja Kalimantara menikah dengan Dewi Syadatwati dan pada hari pernikahannya, barulah ia mau bertemu dengan rakyatnya. Setelah pesta pernikahan, Maharaja Kalimantara dan Dewi Syadatwati masuk ke peraduannya dan tidak pernah keluar dari kamar. Batara Narada yang turun ke negeri Cempaka

Wadara untuk melihat pengantin pun heran. Ia menyuruh Dewi Suragani membuka kamar. Ketika dibuka, di dalam kamar tidak ada seorang pun yang ada hanya sehelai kertas dan tulisan. Konon kabamya, yang menjadi kertas adalah Maharaja Kalimantara dan yang menjadi tulisan adalah Dewi Syadatwati. Batara Narada kembali ke Kayangan untuk memberitahukan Batara Guru, sementara Dewi Suragani dijadikan raja.

Asal Mula Wayang Bagian2. Batara Guru tidak dapat membaca kertas bertulisan itu, lalu ia menyuruh Batara Narada kembali kepada Kemunuyusu yang masih terikat panah rantai di Gunung Indrakila. Batara Narada segera menuju Gunung Indrakila dan membebaskan Kemunuyusu. Kemunuyusu pun membebaskan anaknya. Sakutrem, dari ikatan panah rantai. Setelah itu, Kemunuyusu pergi ke negeri Cempaka Wadara untuk melawan Dewi Suragani. Dengan menggunakan kertas bertulisan, Kemunuyusu dapat mengalahkan Dewi Suragani. Dewi Suragani hilang dan menjadi sebungkus surat. Patih Tunggul Naga pun dikipratkan dengan kertas bertulisan, lalu hilang menjadi sebuah payung. Bermadaging menjadi sebentuk anak panah, Kerawalang pun menjadi sebentuk anak panah, Maya Dadali juga menjadi anak panah yang indah seperti burung, Ruda Dadali pun menjadi sebentuk anak panah. Batara Narada kembali ke Kayangan dengan membawa semua peralatan itu.

Batara Guru menyuruh Batara Narada kembali ke dunia dan menyerahkan semua peralatan tersebut kepada Kemunuyusu. Kemunuyusu kemudian menjemput istrinya yang berada di Gunung Kalisarang, lalu menjadi raja di negeri Cempaka Wadara. Negeri tersebut diganti namanya menjadi Saputra Angga. Kemunuyusu menyerang sana kemari sehingga banyak raja yang menjadi taklukannya. Sementara itu Sakutrem diajar berbagai ilmu kesaktian.

Tersebut ada sebuah kerajaan yang diperintah oleh Raja Kunta Dewa. Raja Kunta Dewa mempunyai puteri berparas cantik yang bernama Mayasari. Puteri

Mayasari dilamar oleh berbagai raja, tetapi ditolak oleh ayahnya. Suatu ketika, Raja Kunta Dewa berperang dengan Kemunuyusu, tetapi kalah. Maka Puteri dikawinkan dengan Sakutrem. Setelah menikah, Sakutrem dijadikan raja Mayasari di negeri Saputra Angga. Kemunuyusu dan istrinya lalu bertapa di gunung sampai meninggal. Sakutrem menjadi raja di Saputra Angga dan kemudian mendapat dua orang anak laki-laki yang dinamakan Sangkar dan Sangkari. Sangkar dan Sangkari kemudian disuruh belajar pada Bagawan Parasu di Gunung Malikesna. (Bersambung 3)

Check Also

LAKON MAHARAJA GAREBEG JAGAT (Bagian 12)

LAKON MAHARAJA GAREBEG JAGAT (Bagian 10)

Maharaja Garebeg Jagat – Tersebutlah seorang Penyalin dan Pengarang Sastra Melayu di Tanah Betawi pada …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *