LAKON LAKON RAJUNA/ARJUNA BERULAH

LAKON RAJUNA/ARJUNA BERULAH (Bagian 2)

Oleh : Tim Litbang Lembaga Kebudayaan Betawi

ARJUNA BERULAH (Bagian 2) – Muhammad Bakir aktif menulis atau menyalin karya sastra antara 1884-1906, menghasilkan tidak kurang 14 manuskrip hikayat bertema wayang. Lakon Rajuna yang diturunkan di web LKB ini salah satu dari itu. Manuskrip ini hasil transkrip dari naskah Hikayat Wayang Arjuna. Selamat menikmati kisah Arjuna.

Setelah Dipati Karna dimasukkan ke dalam penjara, Raden Wirasa Sena, salah seorang putranya, sangat marah melihat ayahnya dimasukkan ke dalam, penjara. Oleh karena itu, ia menantang Prabu Jenggala sebagai pembelaan ayahnya. Raden Wirasa Sena dalam perkelahian ini berhadapan dengan Raden Samba. Akan tetapi, dalam perkelahian itu kemenangan pun ada di pihak Raden Samba. Raden Wirasa Sena dimasukkan ke dalam penjara bersama ayahnya.

Usaha Prabu Jenggala untuk memenggal batang leher kepala Rajuna terus dilakukan. Ia membujuk Pendeta Dorna agar bersedia membantunya, sambil memberikan janji akan menyerahkan negeri Ngamarta kepada keluarga Kurawa jika niatnya itu berhasil Pendeta Dorna terbujuk menyatakan kehendaknya kepada Prabu Darma Aji bersedia memenggal batang leher Rajuna dan menyerahkan kepalanya kepada Banda Keling untuk disampaikan kepada Prabu Jenggala. Akan tetapi, Ki Banda Keling tidak bersedia mengantarkan surat itu karena ia tahu bahwa isi surat itu merupakan suatu perintah pembunuhan terhadap Rajuna, sedangkan ia sendiri tidak mengetahui apa kesalahannya. Di samping itu, ia teringat akan pesan ayahnya, Bagawan Pendeta Anjani, yang melarang kepadanya agar tidak berbuat jahat kepada orang Ngamarta; karena jika pesan ayahnya dilanggar, di lain hari ia sendiri akan mendapatkan kecelakaan stau dibunuh orang. Karena Ki Banda Keling tidak bersedia mengantarkan surat Pada Ki Darma Aji, Pendeta Dorna sangat marah dan memaki-maki Ki Banda Keling. Kemudian Pendeta Dorna memerintahkan Patih Lisanapura agar Ki Banda Keling ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara.

Dengan kegagalan Pendeta Dorna menitahkan Ki Banda Keling maka ia menunjuk Tumenggung Baladewa untuk mengantarkan surat rahasia ini kepada ki Darma Aji. Setelah Tumenggung, Baladewa sampai di negeri Ngamarta, la tidak segera memberikan suratnya kepada Darma Aji karena pada saat itu Pandawa sedang mengadakan pesta syukuran sehubungan dengan keluarga Rajuna telah sembuh dan sehat kembali seperti semula. Bakadewa menunggu hingga tengah malam ketika keluarga Ngamarta tidur.

Setelah surat itu dibaca, Ki Darma Aji memanggil Arjuna dan menunjukkan surat Pendeta Dorna kepadanya. Di luar dugaan Rajuna bersedia dipenggal kepalanya untuk diserahkan kepada Tumenggung Baladewa. Mendengar ayahanda Rajuna dipanggil Prabu Darma Aji pada malam hari,

Raden Angkawijaya dan Bambang Sumitra sangat gelisah dan resah. Lalu mereka berdua bersama Siti Sundari menyusul ayahnya ke istana Prabu Daima Aji. Di sana mereka terkejut melihat tubuh ayahanda tergeletak di lantai tanpa kepala. Mereka menangis sambil memeluk tubuh ayahandanya. Pada saat itu, tubuh Rajuna gaib dengan membawa ketiga putranya masuk ke dalam bumi mengikuti jejak kepalanya.

Setelah Tumenggung Baladewa sampai di istana negeri Astina, ia menyerahkan kepala Rajuna kepada Prabu Darawati. Mendengar kepala Rajuna berada di tangan Prabu Darawati, permaisurinya, Banowati, memohon kepada Prabu Darawati agar dipinjami kepala Rajuna itu untuk disemayamkan di dalam kamarnya sebagai perhiasan dan sebagai penghormatan terakhir serta untuk mengenangkan kembali wajah Rajuna.

ARJUNA BERULAH (Bagian 2). Peristiwa kedua biji mata Rajuna bergerak-gerak dan kepalanya bersatu kembali dengan yang tak diduganya mengejutkan Putri Banowati; bila malam tiba. tubuhnya seperti semula. Banowati pun mulai merayu Rajuna lagi. Dan peristiwa itu berlangsung selama lima belas hari terus-menerus. Bila waktu pagi datang, tubuh Rajuna itu berpisah lagi dari kepalanya. Dengan adanya peristiwa semacam maka setiap kali Prabu Darawati meminta kepala Rajuna, Putri Banowati selalu menangguhkannya. (Bersambung ARJUNA BERULAH Bagian 3)

Check Also

LAKON MAHARAJA GAREBEG JAGAT (Bagian 12)

LAKON MAHARAJA GAREBEG JAGAT (Bagian 10)

Maharaja Garebeg Jagat – Tersebutlah seorang Penyalin dan Pengarang Sastra Melayu di Tanah Betawi pada …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *