Upacara Bebarit / Barita Yang Kini Jarang Terdengar

3.  Waktu Penyelenggaraan Upacara Bebarit

Waktu penyelenggaraan untuk upacara Bebarit pada masyarakat orang Betawi penyelenggaraannya berbeda-beda. Masing-masing kampung atau wilayah punya penetapan bulan tersendiri, kecual iuntuk harinya tidak berbeda yaitu hari Kamis atau Jum’at siang. Tetapi pada umumnya penyelenggaraan upacara Baritan atau upacara-upacara lainnya biasanya diselenggarakan pada waktu sesudah panen, dimana pda waktu itu masyarakat mempunyai persediaan untuk pembiayaan upacara tersebut. Jadi di sini waktu penyelenggaraan selain perhitungan bulannya, juga perhitungan factor ekonomi bagi masyarakatnya.

Dalam waktu penyelenggaraan Upacara Bebarit, yang umum dipakai sebagai pegangan oleh masyarakat Betawi yang masih percaya selalu dikaitkan dengan penetuan/penetapan bulan-bulan suci orang Islam, misalnya bulan Suro/Maulud, bulan Haji/Raya agung dan lain-lain.

Upacara Bebarit yang diselenggarakan setahun sekali di Kampung Pondok Ranggon biasanya jatuh pada bulan Haji. Pelaksanaan penyelenggaraannya pada hari Jum’at siang dan penentuan tanggalnya tergantung dari kesiapan dari para warga masyarakat yang dikoordinir melalui para Ketua RT-nya masing-masing.

Penetapan tanggalnya sebagai patokan menurtu informan di sekitar tanggal 7-12, hal ini didasarkan atas jumlah nama-nama hari sebanyak 7 hari, sedangkan tanggal 12 didasarkan atas jumlah bulan atau berdasarkan pada tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW, yaitu pad tangal 12 bulan Maulud/Sura.

Waktu dimulainya penyelenggaraan upacara sesudah sembahyang sholat Jum’at sekitar jam 14.00 sampai selesai sebelum sembahyang sholat Maghrib. Upacara intinya hanya berlangsung + 1 jam, tetapi yang lama menunggu peserta upacara untuk berkumpul di tempat Pasarean Keramat Ganceng.